JATIMTIMES - Beberapa hari ini, viral kisah seorang ibu yang dititipkan ketiga anaknya ke sebuah panti jompo di Griya Lansia Khusnul khatimah Malang. Ibu tersebut bernama Trimah (65), yang merupakan wanita asal Magelang, Jawa Tengah.
Trimah sengaja dititipkan ke panti jompo lantaran ketiga anaknya tidak bisa merawat sang ibu karena kesibukan masing-masing. Bahkan, ketiga anaknya juga menyerahkan secara penuh pemakaman Trimah ke pihak panti jompo jika kelak Trimah meninggal. Hal itu berdasarkan surat pernyataan dari ketiga anaknya yang masih menjadi perbincangan di media sosial hingga hari ini.
Baca Juga : Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang Terus Kebut Normalisasi Layanan Wendit 3
Bahkan, dari hasil penelusuran tim redaksi JatimTIMES di lapangan belum lama ini, Nenek Trimah yang ditemui di Griya Lansia Khusnul khatimah mengaku ingin dijenguk oleh anak-anaknya. Dia juga berharap bisa melihat cucu-cucunya kembali.
Lantas, sebagaimana fenomena yang tengah ramai dibicarakan itu, bagaimana pandangan ulama terhadap seorang anak yang menitipkan orang tua di panti jompo?.
Ulama Kota Malang yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, Dr H Isroqunnajah, MAg memberikan pandangannya. Menurutnya, hal itu adalah sebuah kenaifan. Sebab, sebagai seorang anak, memiliki kewajiban untuk merawat orang tua yang telah membesarkannya, meskipun sesibuk apapun anak tersebut.
Dalam agama, dijelaskan Gus Is, sapaan akrabnya, terdapat sebuah hadits yang berbunyi "Ridhollahi Fi Ridhol Walidaini". Artinya, kerelaan Allah bergantung kepada kerelaan orang tua. Kemudian, 'wasuktullah sukhutu waridain'. Artinya, murka Allah bergantung murka dari orang tua.
"Jadi kalau orang tua murka, Allah ikut murka," tegas Gus Is.
Lanjutnya, di dalam agama Allah dalam tanda petik menyetarakan atau memposisikan orang tua sebagai pencipta secara metafora. Maksud hal tersebut, adalah seorang anak ada karena adanya orang tua.
Banyak perintah-perintah Allah dalam satu ayat yang memerintahkan untuk seorang anak berbakti kepada orang tua. "Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak” (QS. An-Nisa’:36)
Karena itu, terdapat seorang mufasir yang mengatakan, itu keberanian Allah mendudukkan orang tua posisinya seperti sebagai pencipta (secara metafora).
Baca Juga : Warga Sukorejo Kulon Desak PAW Kades, Camat Kalidawir Angkat Bicara
"Sesibuknya kita sebagai seorang anak, kalau ingin Birrul Walidain (berbakti), maka saat (orang tua) dalam kondisi yang membutuhkan kita," terangnya.
Meskipun dalam hal maksud baik yang tersirat, namun ketika seorang anak menitipkan orang tuanya ke panti jompo, hal tersebut sangatlah disayangkan. Sebab, setiap anak yang menitipkan orangtuanya ke panti jompo tidak akan pernah orang lain melihat hal yang positif. Kembali lagi, sebagai seorang anak berkewajiban untuk merawat orang tua.
"Tidak bisa dilihat kasus per kasus. Tapi ya tidak kemudian mengirimkan orang tua ke panti jompo. Kesannya dalam tanda petik 'membuang', tidak mau ribet dengan keberadaan orang tua," tuturnya.
Menurutnya, akan lebih bijak jika seseorang anak tetap merawat orangtuanya, meskipun di tengah kesibukannya. Tentunya, banyak hal yang bisa dilakukan, seperti dengan menghadirkan perawatan di rumah.
"Saya kira itu (memanggil perawat di rumah) lebih elegan, karena setiap hari anak masih bisa sungkem dan bertemu orang tuanya. Masih bisa membantu di jam-jam yang perawat tidak bisa sentuh (jam ketika istirahat)," pungkasnya.