JATIMTIMES - Stadion Brantas yang ditetapkan sebagai relokasi pedagang Pasar Besar Kota Batu menuai protes. Salah satunya datang dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Batu yang menuntut beberapa permintaan kepada Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
Protes dilontarkan lantaran relokasi pedagang telah memakan area dalam Stadion Brantas. Hal itu tak sesuai dengan kesepakan sebelumnya untuk berkomitmen tidak menggunakan bagian lapangan sebagai tempat relokasi.
Baca Juga : FEB Unisma Beber Pentingnya UMKM dan Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional
Terlebih, saat ini Stadion Brantas sangat dibutuhkan untuk persiapan tim daerah di tahun 2022, yakni U-13 dan U-15 dalam mengikuti Piala Soeratin pada Desember 2021 hingga Januari 2022. Selain itu, lapangan juga dibutuhkan bagi U-17 Persikoba Junior dalam persiapan Piala Soeratin.
Bukan hanya itu, Persikoba Senior juga membutuhkan persiapan untuk mengikuti Liga 3 yang jadwalnya sudah di depan mata. Selanjutnya tim Porprov Kota Batu yang kini bersiap mengikuti multi event, yakni Porprov VI tahun 2022 di Kabupaten Jember pada Desember 2021 sampai Maret 2022.
Tidak hanya itu saja, secara rutin stadion juga disewakan kepada club, warga masyarakat, dan pihak luar yang dikelola oleh Bidang Pora Dinas Pendidikan Kota Batu. Selain tidak bisa latihan di Stadion Brantas, tim Kota Batu juga tak bisa menjadi tuan rumah babak Pra Porprov.
“Tim Kota Batu tidak bisa menjadi tuan rumah pertandingan tingkat provinsi karena stadion menjadi area relokasi pasar,” ungkap Wakil Ketua PSSI Kota Batu, Muhadjir.
Disisi lain, jika menggunakan stadion lain seperti Agro Kusuma atau Stadion UMM, maka akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. Sewa lapangan kurang lebih mencapai Rp 2 juta per pertandingan atau latihan.
Baca Juga : Pastikan Prokes Ketat Saat Pelaksanaan MTQ XXIX, Diskominfo Pamekasan Siapkan 75 QR Code
Pilihan lainnya, latihan bisa dilakukan di lapangan lain, seperti Kelurahan Temas dan Desa Bumiaji. Tapi pada November hingga Januari 2022 tidak bisa digunakan karena dalam masa perawatan.
“Apabila dipaksakan akan merusak kondisi lapangan karena adanya perbedaan kontur tanah (tanah sawah) dan pemakaian lapangan Bumiaji tidak bisa serta merta dipergunakan karena secara rutin juga digunakan oleh club-club di wilayah Bumiaji,” tambah Muhadjir.
Karena itu, 12 orang dari PSSI Kota Batu melakukan audiensi ke DPRD kota Batu pada Senin (1/11/2021). Selain itu audiensi juga dilakukan kepada Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko yang akhirnya menemukan solusinya. Di mana tim sepakbola direkomendasikan menggunakan lapangan Agro.