JATIMTIMES - Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) menyoroti insiden bocornya pipa HDPE berukuran 8 inch di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang pada Selasa (26/10/2021) lalu. Pipa tersebut adalah milik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Sementara itu, informasi yang dihimpun DPD LIRA Malang Raya, pipa milik Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang yang ada di Desa Kidal memang kerap terjadi kebocoran. Bahkan, dalam 1 bulan pipa di daerah tersebut bisa terjadi hingga 6 kali.
Baca Juga : Viral Video Penyiar TV Tak Menyadari Layar di Belakangnya Tayangkan Adegan Dewasa
"Itu yang (informasi) yang kami peroleh dari jaringan kami di Tumpang," ujar Ketua DPD LIRA Malang Raya M. Zuhdy Achmadi, Kamis (28/10/2021).
Kebocoran tersebut menurutnya tidak hanya terjadi di satu titik saja. Namun terjadi di beberapa titik antara Desa Kidal hingga ke Desa Pulungdowo. Menurut Didik, hal tersebut cukup menjadi sebuah pertanyaan besar.
Apalagi, pipa yang bocor pada Selasa (26/10/2021) lalu, ternyata baru saja dipasang 2018.
"Kalau informasinya tahun 2018. Bahkan, lebih dulu pipa milik PDAM Kota Malang yang di Pulungdowo jebol beberapa tahun lalu," imbuh Didik.
Untuk itu, menurut Didik seharusnya hal tersebut benar-benar menjadi evaluasi bagi tataran pimpinan Perumda Tirta Kanjuruhan juga termasuk dewan pengawas (Dewas). Sebab, dirinya menilai, hal itu jelas berdampak pada pelayanan terhadap masyarakat.
Baca Juga : HUT ke-752, Bupati Sumenep Wajibkan ASN Kenakan Baju Adat Bangsawan
"Itu yang dibutuhkan memang harus berkompetensi. Karena memang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat. Kan jelas terganggu pelayanannya," tegas Didik.
Selain itu, fungsi Dewas sendiri juga untuk mengawasi jalannya organisasi Perumda Tirta Kanjuruhan secara utuh. Sebab muaranya, juga pada pelayanan terhadap masyarakat.
"Tentu harusnya ada peran dari Dewas. Tentang bagaimana jalannya organisasi. Apa jangan-jangan Dewas hanya mengawasi proyeknya saja?," pungkas Didik.
