JATIMTIMES - Perubahan iklim yang tidak bisa diprediksi seperti saat ini sangat menyulitkan para petani. Bahkan, hal itu nampaknya sangat berpengaruh pada dunia pertanian. Setidaknya, terdapat 5 makanan dan minuman yang diprediksi akan punah sebagai dampak dari perubahan iklim.
Global warming atau pemanasan global menyebabkan perubahan iklim di seluruh dunia sudah tak bisa lagi diprediksi. Selain itu, suhu bumi yang terus meningkat menjadi salah satu dampak dari global warming yang kian terasa.
Baca Juga : Kalah Lawan Kera, Anggota Perhutanan Sosial Burno Lumajang Pilih Tanam Rumput
Antara musim panas maupun musim hujan kini juga sudah sulit diperkirakan dan perputarannya sudah tak lagi seperti sebelum-sebelumnya. Akibat perubahan iklim yang cukup ekstrem dan tidak dapat diperkirakan ini, banyak petani yang mengeluhkan karena kegagalan panen.
Hal itu terjadi lantaran iklim tak sesuai dengan masa menanam tanaman. Dampak dari kegagalan panen itu tentu sangat besar untuk ketahanan dan persediaan pangan.
Bahkan ada beberapa bahan makanan yang diperkirakan akan menghilang karena terjadinya perubahan iklim. Berikut 5 bahan makanan dan minuman yang diperkirakan punah akibat perubahan iklim, melansir melalui Euro News:
1. Kakao
Kakao merupakan biji-bijian yang memiliki fungsi penting dan banyak dibutuhkan di dunia. Terbilang cukup sensitif dengan suhu, biji kakao ini memiliki kemungkinan sangat besar untuk mengalami kelangkaan jika menghadapi perubahan temperatur secara global yang parah.
Tumbuhan kakao ini membutuhkan lingkungan yang spesifik untuk bisa menyerap nutrisi dari tanah hingga tumbuh dengan subur. Salah satunya yakni 20 derajat di bagian utara dan selatan khatulistiwa.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) khawatir jika daerah penghasil kakao akan mengalami perubahan iklim yakni berupa kenaikan suhu hingga 2,1 derajat Celcius pada 2050. Dampaknya akan banyak wilayah kultivasi kakao yang tak bisa digunakan untuk membudidayakan tanaman kakao.
2. Alpukat
Tumbuh sebagai tanaman monokultur, ketersediaan alpukat ke depannya ternyata cukup mengkhawatirkan. Layaknya tanaman monokultur lain, alpukat tidak bisa ditanam bersamaan dengan jenis tanama lain.
Lantaran hal itu akan membuat tanaman alpukat sangat rentan terhadap hama dan penyakit. Untuk menghindari hama dan penyakit yang merusak, jalan satu-satunya adalah menggunakan pestisida.
Sayangnya, dampak pestisida justru akan memperparah kerusakan lingkungan dan kesuburan tanah tempat alpukat itu tumbuh. Alpukat juga termasuk tanaman yang rentan dengan suhu, tidak boleh terlalu panas maupun terlalu dingin.
Buah ini membutuhkan lebih dari 250 liter air per buah mulai dari masa awal pembibitan hingga pemanenan. Perawatan yang cukup rumit ini yang kemudian membuat alpukat sangat sensitif dengan perubahan iklim.
3. Kopi
Kopi adalah bahan minuman yang paling populer di dunia. Menurut survei, 2 juta cangkir kopi diminum oleh masyarakat dunia setiap harinya.
Bahkan menurut data pada tahun 2020, ada 20 juta kilogram biji kopi yang dipanen sepanjang tahun 2020 untuk memenuhi kebutuhan kopi di pasar dunia. Namun, akhir-akhir ini dilaporkan ada hama dan jamur merusak yang mulai mengganggu tanaman kopi.
Baca Juga : Kerja Sama Pemerintah Bersama Uni Eropa soal Penanganan Dampak Perubahan Iklim di Indonesia
Salah satunya kasus yang terjadi di kawasan Amerika Latin akibat temperatur yang meningkat menjadi lebih hangat. Tak hanya membunuh tanaman kopi, jamur pengganggu kopi itu perlu diwaspadai karena juga bisa merusak area lahan penanaman biji kopi.
Selama tahun 2012 hingga 2017, banyak petani kopi yang melaporkan mengalami kerugian hingga Rp4,17 miliar. Bahkan prediksi lebih lanjut akan lebih banyak petani yang bisa kehilangan lahannya hingga 65% di tahun 2080 mendatang.
4. Wine
Bahan utama pembuatan wine ialah buah anggur. Namun bukan anggur sembarangan, anggur yang bisa dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan wine berasal dari pertanian anggur khusus yang sengaja didesain untuk meminimalisir perubahan iklim yang terlalu drastis.
Anggur adalah salah satu buah yang sangat rentan dengan perubahan iklim pada penanamannya. Perubahan iklim sedikit saja bisa memengaruhi rasa wine yang dihasilkan oleh anggur tersebut.
Untuk mempertahankan kualitas anggur ini ada syarat ketinggian minimal yang harus dipenuhi para penanam anggur. Menurut prediksi tahun 2013 lalu, sebuah penelitian menyebut bahwa lahan untuk pertanian anggur pembuat wine akan mengalami penurunan hingga 73% pada tahun 2050 nanti.
Terutama varietas anggur-anggur yang menjadi bahan dasar utama pembuatan wine terkenal, menjadi yang paling dikhawatirkan.
5. Pisang
Rasanya yang manis, gizinya yang padat, dan mudah diolah, bahkan bisa menjadi camilan membuat buah pisang populer di Indonesia, bahkan dunia. Buah pisang ditanam hingga di 135 negara.
Bahkan diprediksikan bahwa area penanaman pisang akan bertambah hingga 50% pada tahun 2070 nanti. Seharusnya hal itu bukan masalah yang dikhawatirkan.
Namun ada masalah lain yang sangat mengancam pertumbuhan pohon pisang di seluruh dunia. Membutuhkan pasokan air cukup banyak membuat tanaman ini sangat terancam ketika suhu bumi meningkat.
Suhu bumi yang meningkat sangat memungkinkan terjadi kekeringan. Kurangnya cadangan air untuk pohon pisang di dalam tanah menjadi ancaman terbesar kelangkaan pisang di masa depan.