JATIMTIMES - Warga Bondowoso mungkin tak lagi bisa menikmati kesejukan saat bersantai di Taman Magenda. Itu karena tiga pohon besar jenis senokeling yang selama ini menjadi peneduh dan penunjang keindahan taman sudah ditebang.
Salah seorang warga setempat menyebut penebangan sudah dimulai sejak Selasa 12 Oktober. Warga protes karena pohon yang menurut mereka masih dibutuhkan justru malah ditumbangkan.
Baca Juga : 3 Tahun Kepemimpinan Bupati Mundjidah-Sumrambah, ini Capaiannya
"Ini lho ditebang. Kalaupun dianggap membayakan, biasanya hanya rantingnya yang dipotong," protes warga Kelurahan Badean RT 2 RW 1 Miftahul Huda, Kamis (14/10/2021) malam.
Warga sangat menyayangkan penebangan yang dilakukan. Sebab, dari segi fungsi, pohon sonokeling itu masih sangat dibutuhkan. Apalagi semua pohon yang ditebang masih dalam kondisi sehat. Tak ada satu pun pohon yang keropos..
"Ini pohon bagus. Sangat sehat. Apalagi menjadi salah satu keindahan di Taman Magenda," sesal Miftahul.
Saat penebangan berlangsung, lanjut Miftahul, tak ada satu pun petugas dari Dinas Lingkungan Hidup maupun Dinas PUPR yang mendampingi pekerja.
Warga menyebut kayu tersebut telah dibeli seharga Rp 120 juta. Informasi itu diperoleh warga saat bertemu langsung dengan pembeli kayu.
"Setelah kami cari tahu, kami ketemu sama Agung yang menyatakan dirinya sebagai pembeli dan telah membayar Rp 120 juta," ujar Miftahul.
Baca Juga : Siang Ini, Punden Keramat di Tulungagung Kembali Terbakar, Damkar Turun Tangan Lagi
Dari keterangan Agung, Miftahul menyebut yang bertindak sebagai penjual adalah seorang warga Wringin bernama Jauhari.
"Saya kira yang menjual adalah petugas dari dinas terkait. Ternyata bukan. Saya tahu setelah saya telepon. Nomornya saya diberi oleh si pembeli," terangnya.
Sebagai aksi protes, warga berencana akan mengajukan surat keberatan kepada Bupati Bondowoso Salwa Arifin. "Besok warga sini, warga perumahan Badean Estate, akan ajukan keberatan kepada bupati," pungkas Miftahul.