JATIMTIMES - Penilaian Kampung Bersinar terus berjalan. Setiap hari peserta semakin menunjukkan perkembangan dalam mengelola kampungnya. Jum'at (1/10/2021) ini, tim juri Kampung Bersinar terbagi dua kelompok. Pertama, di wilayah Kelurahan Penanggungan dan kedua di Kelurahan Kidul Dalem.
Kepala Bidang (Kabid) Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kota Malang Sri Puji Astuti mengatakan, penilaian di Kampung Bersinar dalam tiga hari terakhir jauh lebih baik dari sebelumnya. Sebab para peserta yang belum dinilai terus memperbaiki kampungnya.
Baca Juga : BPJAMSOSTEK Tulungagung Serahkan Klaim JKM kepada RT/RW dan Guru Paud
“Lebih seru yang tiga hari yang terakhir ini ya. Mereka memberikan inovasi-inovasi, tentu mereka tidak mau kalah dengan pesaing yang pertama,” kata Eni sapaan akrab Sri Puji Astuti.
“Jadi mereka mencuri start. Mereka mencari apa kekurangan di yang lama. Dilihat supaya di sini dilengkapi,” imbuh Eni.
Eni menyebut bahwa kedepan para peserta lomba Kampung Bersinar yang belum dinilai akan semakin baik. Sebab, para peserta selalu meningkatkan kualitas kampungnya.
“InsyaAllah akan lebih berkembang mereka, karena melihat situasi kondisi penilaiannya seperti ini jadi mereka ingin menyempurnakan terus,” ungkap Eni.
Secara umum, Eni menjelaskan bahwa kekurangan peserta lomba Kampung Bersinar adalah tentang penggunaan pemanfaatan air. Kemudian air hujan yang tidak ditampung, sehingga mempengaruhi dalam penilaian.
“Terus masing-masing kadang tidak ada biopori. Pemilahan sampah antara organik dan non organik kadang juga tidak ada,” sebut Eni.
Sementara itu Koordinator tim juri 2 lomba Kampung Bersinar, Wasto mengatakan, bahwa secara umum masyarakat ini relatif sudah paham dengan masalah mengelola lingkungan. Hanya saat ini, yang perlu dijaga adalah bagaimana menjaga kestabilan semangat untuk tetap merawat.
Baca Juga : Manfaatkan Medsos untuk Layanan Publik, Diskominfo Kota Malang Sinergi dengan Seluruh Perangkat Daerah
“Mungkin itu yang terus menerus harus didorong. Karena lomba ini bagian upaya untuk bagaimana kestabilan semangat secara massif terpelihara dan terjaga,” ungkap Wasto saat ditemui di RW 02 Kelurahan Kiduldalem.
Dalam melakukan penilaian, Wasto menilai biopori yang dibuat oleh peserta dari Kelurahan Kiduldalem cukup banyak. Hanya saja, saat ini sayangnya tidak terawat, sehingga ada sebagian yang sudah penuh debu dan pasir jadi harus dilakukan pemeliharaan.
“Sebenarnya relatif merata, jadi kesadaran masyarakat sudah bagus. Peserta lomba ini ada gambaran bahwa masyarakatnya secara massif ada ketaatan lingkungan hanya memang perlu terus menerus didorong,” terang Wasto.
Di sisi lain, Wasto menyebut bahwa banyak RW yang belum dinilai supaya menyiapkan diri. Sebab, bagaimanapun penilaian pasti ada indikator sebagai potret dari kondisi lapangan.
“Nah, bagaimana supaya kondisi lapangan ini mencerminkan kondisi yang memenuhi indikator. Dan tolong yang belum dinilai benar-benar bisa memaksimalkan mobilisasi warganya, partisipasi warganya untuk di organisir,” pesan Wasto.