JATIMTIMES - Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar menggandeng Pemkot Blitar dalam Pembukaan Program Matching Fund dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Kegiatan ini mengusung bentuk Lokakarya dan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kampung Wisata Digital dengan Produk Unggulan Batik Kembang Turi, di Gedung Serbaguna Ayam Bakar Bu Mamik, Kota Blitar (30/9/2021).
Penyelenggaraan kegiatan ini merupakan bagian dari Program Matching Fund dari platform Kedaireka yang dijalankan Unisba Blitar. Yakni sebuah program sebagai bentuk nyata dukungan Kemendikbud RI untuk menciptakan kolaborasi dan sinergi strategis antara insan pendidikan tinggi dengan pihak industri.
Baca Juga : Malang Flower Carnival Digelar Bulan Ini, Catat Tanggalnya
Matching Fund Kedaireka ini merupakan program strategi penguatan kolaborasi antara Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dengan dunia kerja. Dana maksimal yang diberikan melalui program ini senilai Rp 3 miliar per usulan proposal.
Dalam program ini, kelompok pengusul dari Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar berhasil lolos dalam seleksi proposal program Matching Fund Vokasi 2021. Adapun dosen pengusul dan inovator dari Fakultas Ekonomi adalah Dr Rumanintya Lisaria Putri, SE,MM.
Dalam program ini, Lisaria Putri berkolaborasi dengan anggota lainya, yakni Dr. Yuhanin Zamrodah,S.Ap,M.Agr dari Fakultas Pertanian dan Aris Sunandes ,SE,MM dari Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen.
Ketiga dosen ini dibantu empat mahasiswa lintas program studi berkolaborasi untuk mengembangkan kampung wisata digital di Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Kelurahan Turi terkenal dengan kampung perajin batik dengan produk unggulan Batik Kembang Turi. Dengan produk batiknya, Kelurahan Turi terkenal dengan sebutan Kampung Batik Kembang Turi.
“Jadi kita sebagai inovator dari Insan Dikti, kami bekerjasama dengan pihak Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Dari inovasi saya itu kita tidak langsung diterima oleh DUDI. Sistem Matching Fund itu kan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Dikti dengan pihak Industri. Jadi kita mengadakan kegiatan ini ketika sudah mendapatkan pendanaan. Dari sekian macam seleksi proposal ternyata inovasi kita diterima. Dari Unisba sendiri kemarin ada empat tim, kebetulan tim saya dengan leader itu yang memenangkan pendanaan Matching Fund ini dan Unisba masih pertama kali ini,” jelas Lisaria Putri.
Baca Juga : Atlet Sepatu Roda Asal Kota Malang Raih Medali Emas di PON Papua
Dia menambahkan, dalam program Matching Fund ini pihaknya juga berkolaborasi dengan PT. Tourindo Guide Tbk (PGJO) yakni sebuah perusahaan yang bergerak di bidang informasi dan komunikasi. Pada saat ini, kegiatan utama perusahaan sebagai penyedia jasa digital travel marketplace.
“Inovasi kita ini kita arahkan pada pengembangan kampung wisata digital Batik Turi karena kami ingin mengembangkan potensi daerah wisata di Kota Blitar, khususnya di kelurahan-kelurahan yang berbasis digital. Karena sekarang masih dalam masa pandemi juga, pada intinya dalam progrom Matching Fund Kedaireka ini kita ingin berkolaborasi antara dunia akademik perguruan tinggi antara dunia industri dengan masyarakat dan pemerintah daerah bisa saling bersinergi dalam aksi nyata mewujudkan perkonomian mikro di daerah” tambahnya.
Sementara itu, Dosen Anggota II program Matching Fund Kedaireka Unisba Blitar Aris Sunandes mengatakan, berbagai unsur yang terlibat dalam FGD ini mulai dari Pemkot Blitar, Disparbud Kota Blitar, Diskominfotik Kota Blitar, Kelurahan Turi dan para pengrajin Batik Kembang Turi serta seluruh stakeholder sangat mendukung inovasi program Tim Matching Fund Kedaireka dalam mengembangkan kampung wisata berbasis digital ini. Diharapkan kedepan ini merupakan suatu bentuk pengabdian dari Unisba untuk mendukung progam Kampus Merdeka Belajar.
“Harapan kita program Matching Fund Kedaireka ini bisa menjadi bentuk pengabdian masyarakat dan tidak hanya ilmu saja. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kami Insan Akademis untuk melakukan pendampingan pada masayarakat. Pendampingan itu nantinya akan diwujudkan dalam program-program softskill dan hardskill serta pendampingan-pendampingan sampai ke tahap pemasaran. Diharapkan dari program ini para pengrajin Batik Kembang turi ini mampu mengembangkan usahanya, sehingga pendapatan bisa meningkat dan membawa kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat,” tuntasnya (ADV).