JATIMTIMES - Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kini berganti PPKM Level cukup berdampak di berbagai sektor. Salah satunya, capaian pertumbuhan kredit di Kota Malang yang dinilai rendah.
Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menyebutkan, capaian pertumbuhan kredit di Kota Malang mengalami penurunan 0,71 persen. Yakni, dari yang semula Rp 19,86 triliun menjadi Rp 19,73 triliun.
Baca Juga : Genjot Vaksinasi Lansia, Pemkot Malang Sasar Kelurahan
"Kalau kita lihat, tahun 2021 itu Kota Malang memang sangat terpengaruh dengan adanya PPKM. Jadi pertumbuhan kredit secara rekap memang mengalami penurunan di 0,71 persen. Tapi, di kredit modal kerja biasanya digunakan untuk usaha itu bisa tumbuh sampai 3,8 persen," ujar Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri.
Dijelaskannya, jumlah pertumbuhan kredit Kota Malang menurun cukup jauh dibandingkan dua daerah lainnya di Malang Raya. Yaitu, Kabupaten Malang yang justru mengalami kenaikan di angka 7,62 persen dan Kota Batu yang juga naik mencapai 10,32 persen. Karena itu, menurutnya, sektor kredit modal kerja bisa menjadi salah satu yang dikuatkan untuk menopang pertumbuhan kredit di Kota Malang.
"Jadi modal kerja ini sebetulnya signifikan di Kota Malang. Artinya, kalau secara umum meskipun terjadi PPKM Level, pelaku-pelaku usaha sudah mengantisipasi dengan membeli alat-alat produksi modal baru untuk mempersiapkan diri saat terjadi kelonggaran. Mereka sudah ready," jelasnya.
Dicontohkannya, pelaku UMKM secara aktif bergerak ketika PPKM awal diterapkan. Di mana, pelaku usaha mulai membeli material baru untuk mempersiapkan kelonggaran. Hal inilah yang dinilai mampu memicu kredit perbankan yang secara umum agregatnya minus, justru menunjukan tren yang positif.
"Jadi tidak lantas kemudian pelaku-pelaku usaha tadi melihat kesempatan saat ada kelonggaran, itu yang terjadi saat ini," terangnya.
Baca Juga : Vaksin Dosis 3 Tenaga Kesehatan Sudah 77 Persen di Kota Batu, Kurang 379 dari Target
Apalagi, Kota Malang tidak memiliki sektor pertanian yang cukup mempengaruhi dalam capaian pertumbuhan kredit saat ini. Karena itu, pihaknya, terus mendorong jasa keuangan dalam hal ini perbankan agar tetap percaya diri dalam memberikan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM.
"Karena 90 persen ekonomi kita tergantung dari UMKM untuk ekonomi domestiknya. Jadi, kami melalui berbagai program punya tim percepatan keuangan akses daerah. Itu biasanya kami melakukan fasilitasi antara kebutuhan UMKM pembiayaan dengan perbankan," pungkasnya.