JATIMTIMES - Bagi warga Lumajang nama Arsal Sahban tidaklah asing, begitu pula sebaliknya. Lumajang bagi Arsal Sahban tidak akan terhapus dari ingatannya. Ia mendapat julukan Sang Cobra saat berkarir menjadi Kapolres Lumajang periode Nopember 2018 -24 Oktober 2019.
Saat itu Arsal Sahban memberikan pernyataan yang membuat keder dengan menghalalkan darah para begal. “PELAKU BEGAL SAYA HALALKAN DARAHNYA, SILAHKAN BAGI MASYARAKAT UNTUK MENUMPAS, JANGAN TAKUT DAN RAGU” begitulah bunyi pernyataannya yang juga diposting di media sosialnya.
Baca Juga : SKAB Digunakan Untuk Tambang Illegal Lumajang, Komisi C Minta Polisi Tindak Tegas
Maklum jika saat itu Arsal sangat ditakuti oleh para begal, apalagi Arsal siap memberi hadiah berupa uang gajinya sebulan kepada siapapun yang menangkap begal atau pun maling sapi.
Janji itupun dipenuhi saat salah satu warga Dusun Karangsari Desa Karanganyar Kecamatan Yosowilangun yang berama Sono (52) berhasil menggagalkan pencurian sapi milik tetangganya.
Sono adalah orang pertama yang memergoki sapi milik tetangganya hendak dicuri maling. Saat itu Sono berteriak meminta tolong kepada warga hingga Sono mendapat pukulan dari maling tersebut. Meskipun gagal menangkap maling, namun berkat Sono pencurian sapi tersebut gagal dan pelaku berhasil dibekuk setelah Tim Cobra Polres Lumajang memburunya.
Saat di Polres Lumajang Arsal juga banyak memecahkan kasus besar, diantaranya membongkar kasus bisinis haram yang dilakukan oleh PT Q-NET dengan dalih sistem MLM. Pada kasus ini Arsal berhasil menjerat Direktur PT Amoeba International sebagai tersangka.
Sosok Arsal Sahban ini ternyata hingga kini masih berkomunikasi dengan warga Lumajang lewat media sosial terutama Facebook.
Saat dihubungi JatimTIMES melalui pesan WhatsApp, Kombes Pol DR M. Arsal Sahban, S.H, S.IK., M.M, M.H.Hukrim yang kini menjabat sebagai dosen utama Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tersebut menyampaikan rasa rindunya kepada warga Lumajang, termasuk ribuan warga dari berbagai daerah yang pernah menghadiri pelepasannya di pendopo Kabupaten Lumajang pada tanggal 30 Nopember 2019 lalu.
Apa yang dirindukan Arsal terhadap warga Lumajang dan bagaimana warga Lumajang menurutnya? Berikut isi percakapan singkat JatimTimes dengan Arsal Sahban melalui pesan WhatsApp.
JatimTIMES: Menurut anda bagaimana tipikal, karakter warga Lumajang ?
Arsal: Kalau menurut saya, tipikal sebagian besar masyarakat Lumajang memiliki sikap yang ramah. Tidak individual, masih suka gotong royong, suka membantu tetangga, lingkungan atau komunitasnya.
Masyarakat Lumajang juga suka bersosialisasi. Hal ini terlihat banyaknya masyarakat Lumajang yang terhubung dalam satu group facebook. Disini terlihat kalau masyarakat Lumajang sangat suka bersosialisasi dan juga ingin tahu perkembangan wilayahnya setiap waktu.
Anak-anak muda Lumajang juga kreatif-kreatif, banyak anak-anak muda Lumajang yang mampu membuat konten kreator yang bisa menembus skala nasional, seperti Ruwet TV, Bang Ione, membara film official dan lain-lain. Para anak muda Lumajang tinggal diberikan ruang dan diberikan pelatihan mereka pasti akan mampu melakukan eksplorasi lebih jauh.
JatimTIMES: Apa yang anda rindukan dengan Lumajang, adakah rencana sambang Lumajang?
Arsal: Kalau kita mendalami Lumajang, pasti akan sangat banyak yang bisa dirindukan dari Lumajang. Selain masyarakatnya yang humble dan suka bersosialisasi, juga potensi keindahan alamnya yang luar biasa. Sebut saja Tumpak Sewu, negeri di atas awan B29, Ranupane, Gunung Semeru, Hutan Bambu, Tirtosari View, Kali Adem dan banyak lagi wisata yang menonjolkan keindahan alam.
Selain itu saya juga suka makan sayur kelor, Lumajang termasuk wilayah yang sangat familiar dengan daun kelor, bahkan daun kelor sangat umum diperjualbelikan di pasar, juga warung-warung makan banyak yang menyediakan menu sayur kelor, hal ini belum pernah saya temukan ditempat lain kecuali di Lumajang.
Pasti saya punya keinginan besar untuk jalan-jalan ke Lumajang. Saya rindu untuk berwisata di Lumajang. Dari yang saya dengar, saat ini banyak tumbuh tempat wisata-wisata baru di Lumajang. Rasanya seru bisa menjelajahi obyek-obyek wisata di Lumajang.
Baca Juga : Soal EDC BNI di E-Warung Sering Macet, Ini Penjelasan BNI Lumajang
Selain itu, pasti kelak saya akan menunjukkan kepada anak kedua saya (Gadis Jawa) tempat kelahirannya. Kelak saya akan berceritera kepadanya bagaimana proses dia dilahirkan karena ceritanya sangat unik.
Saya ingat saat itu saya sedang tugas menangani sebuah kasus dan sedang diwawancarai oleh teman-teman media. Kemudian ada telpon yang menginformasikan kalau istri saya sedang dibawa ke rumah sakit karena harus segera dioperasi caesar, dan sudah tidak bisa menunggu. Padahal seingat saya rencananya masih dua mingguan ke depan baru akan ke rumah sakit untuk proses melahirkan.
Saya bersyukur anak saya lahir sehat walau beratnya hanya 2 Kg, tetapi saat ini si Gadis Jawa tumbuh dengan baik, sehat dan sangat aktif.
JatimTIMES: Adakah saran untuk Kapolres Lumajang saat ini dan akan datang, atau untuk Forkopimda ?
Arsal: Saya yakin dan percaya para Kapolres dan Forkopimda punya keinginan yang sama, sama-sama ingin melakukan yang terbaik dalam pengabdiannya kepada masyarakat sesuai tugas pokoknya.
Hanya saja setiap pemimpin punya cara dan tekniknya masing-masing, kemampuan memprediksi atau membaca situasi akan sangat menentukan strategi yang akan kita ambil dalam menyelesaikan masalah
JatimTIMES: Apa yang ingin anda lakukan tetapi belum tercapai saat di Lumajang ?
Arsal: Saya sangat ingin begal dan maling sapi benar-benar hilang di tanah Lumajang, baik pada saat kepemimpinan saya sebagai kapolres maupun setelah saya pergi. Hal itu saya wujudkan dengan membentuk satgas keamanan desa, dengan harapan ada upaya dari masing-masing desa untuk mengupayakan keamanan di wilayahnya.
Kenapa saya sangat berharap untuk ini? Karena seandainya tidak ada pencurian sapi dan begal, saya yakin masyarakat Lumajang akan sangat sejahtera karena potensi alam dan potensi ternaknya yang sangat luar biasa.
Wilayah yang sebagian besar masyarakatnya terbiasa memelihara sapi jenis limousine yang harganya di Jakarta bisa dua kali lipat harga di Lumajang. Tetapi banyak masyarakat yang enggan memelihara sapi karena adanya gangguan para pencuri sapi yang merajalela. Demikian juga dengan begal, aktivitas masyarakat menjadi terganggu karena khawatir dibegal.
Produktifitas berkurang karena mobilitas terganggu, saya sangat berharap, akan ditemukan solusi mengatasi dua persoalan pokok diatas yaitu begal dan pencurian sapi. Disamping itu, saya sangat berharap agar potensi-potensi keindahan alam Lumajang bisa terekspose secara nasional dan internasional agar banyak wisatawan datang, yang pada akhirnya akan menyejahterakan masyarakat Lumajang.
Selain itu kisah tentang Lumajang Tigang Juru dengan rajanya Arya Wiraraja harus melekat dalam hati dan sanubari anak-anak Lumajang. Supaya mereka memiliki Inspirasi akan kehebatan Lumajang yang tidak mustahil dicapai di zaman modern ini.
Salam rindu untuk masyarakat Lumajang, SALAM COBRA.