JATIMTIMES - Pelonggaran kegiatan masyarakat di mal atau pusat perbelanjaan dengan syarat ketat melalui pemeriksaan Pedulilindungi bakal menyasar sektor lainnya. Salah satunya perguruan tinggi. Kebijakan ini seiring adanya penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kota Malang dari Level 4 menjadi Level 3.
Wali Kota Malang Sutiaji bakal menggulirkan penggunaan aplikasi pedulilindungi sebagai syarat untuk pelaksanaan perkuliahan tatap muka. Untuk mewujudkan gagasan itu, dalam waktu dekat ini Sutiaji bakal mengumpulkan pimpinan Perguruan Tinggi di Kota Malang untuk membahas hal tersebut.
Baca Juga : Menko Airlangga Sebut 'Double Disruption' telah Terjadi Selama Pandemi Covid-19
"Sebetulnya itu tinggal kesiapan dari masing masing PT (perguruan tinggi). Mudah-mudahan ya, saya masih mau mengumpulkan APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta) sama PT untuk persiapan tatap muka," terangnya.
Menurut Sutiaji dengan penerapan aplikasi Pedulilindungi, akan menjadi salah satu upaya untuk antisipasi potensi paparan Covid-19. Sebab, melalui aplikai tersebut, seseorang juga akan terpantau dan terlacak.
Dalam penerapannya, penggunaan aplikasi PeduliLindungi lebih menyasar kepada mahasiswa. Paling tidak saat pertama masuk perkuliahan ketika sudah ada lampu hijau untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di perguruan tinggi, menyusul PTM siswa-siswi sekolah.
"Itu diterapkan untuk mahasiswa yang terutama. Kalau sudah itu (pakai aplikasi PeduliLindungi) kan tidak masalah. Seandainya ya, pertama masuk ini mahasiswa baru atau mahasiswa dari luar kota, kalau PTM dengan PeduliLindungi kan malah bagus," jelasnya.
Baca Juga : Ngeyel Buka di Masa PPKM, 5 Tempat Karaoke di Kota Blitar Digerebek Satgas Covid
Lebih jauh, menurut Sutiaji, PTM di lingkup universitas sejatinya sudah bisa segera dijalankan. Sebab, saat ini kasus Covid-19 di Kota Malang telah mengalami penurunan.
Bahkan, pihaknya juga tengah berupaya mengusulkan Kota Malang untuk bisa turun di Level 2, sehingga bisa banyak sektor yang akan perlahan dilonggarkan meski tetap dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. "Kami upayakan terus untuk segera bisa turun level, mudah-mudahan ya," tandasnya.
