free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Lawan Hama Penyakit, Petani Tembakau di Desa Kebonsari Kademangan Diberi Bekal Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Pipit Anggraeni

03 - Sep - 2021, 19:35

Placeholder
BPP Ketindan memberikan pengarahan terkait dengan penanganan hama penyakit.(Foto : Aunur Rofiq/JATIMTIMES)

JATIMTIMES - Cuaca buruk yang terjadi di wilayah Kabupaten Blitar mengakibatkan beberapa komoditas pertanian diserang hama dan penyakit. Salah satu yang diserang adalah tanaman tembakau. Kondisi ini merata terjadi di wilayah Kabupaten Blitar.

Dalam mengatasi serangan hama dan penyakit ini, ada petani yang berhasil mengatasinya dan ada pula yang gagal. Serangan hama penyakit terparah seperti yang terjadi di Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Lahan pertanian tembakau di desa setempat nyaris luluh lantak diserang hama dan penyakit. Beruntung Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar respon cepat dan langsung turun ke lapangan memberikan pendampingan kepada petani.

Baca Juga : 7 Kebiasaan Aneh Orang Ber-IQ Tinggi, Termasuk Anda? 

 

Kepala Seksi (Kasi) Tanaman Tahunan Dispertapa Kabupaten Blitar, Anita Arif Rahayu, menyampaikan tahun ini Desa Kebonsari dipilih Dispertapa sebagai salah satu daerah Pilot Project pertanian tembakau di Blitar Selatan. Beberapa program diluncurkan untuk menyukseskan pilot project ini.

Sayangnya beberapa program tertunda pelaksanaanya akibat pemberlakuan PPKM Level 4 di Kabupaten Blitar. Sampai akhirnya lahan pertanian tembakau di desa setempat diserang hama dan penyakit. Beberapa penyakit yang menyerang tanaman tembakau diantaranya virus keriting, ulat daun, jangkrik dan kutu daun.

“Banyak program kegiatan yang tertunda karena PPKM.Kita tidak tahu perkembangan disini dan ternyata disini banyak sekali hama dan penyakit. Hari ini kita berikan pendampingan kepada petani tembakau untuk mengatasi persoalan hama dan penyakit,” kata Anita, Jumat (3/9/2021).

Dalam mengatasi persoalan hama dan penyakit ini Dispertapa Kabupaten Blitar menggandeng Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ketindan untuk memberikan pendampingan kepada petani. Dalam pendampingan ini seluruh petani diberikan pembekalan penanganan hama dan penyakit melalui pelatihan pembuatan pestisida nabati, Jumat (3/9/2021).

Selain teori, pembuatan pestisida nabati kali ini petani juga langsung praktek. Bahan-bahan untuk membuat pestisida nabati adalah bahan-bahan yang ada di sekitar. Seperti daun mimba, daun tembakau susur, daun salam, daun bintaro, buah bintaro dan lidah buaya sebagai perekat.

“Pembuatannya sangat mudah dan praktis. Direndam satu hari semalam esoknya sudah bisa digunakan. Semoga pestisida nabati ini bisa menyelamatkan tanaman tembakau di Desa Kebonsari,” terangnya.

Sementara itu, Dr Juniawan dari BPP Ketindan dalam kesempatan pendampingan pembuatan pestisida nabati di Desa Kebonsari menyampaikan, pestisida nabati telah terbukti ampuh untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Pihaknya mendorong agar petani bisa membuat sendiri pestisida nabati ini. Selain ampuh untuk pengendalian hama dan penyakit, membuat sendiri pestisida nabati juga membuat petani irit di ongkos produksi.

“Membuat sendiri pestisida nabati akan membuat petani lebih murah di ongkos ketimbang dia membeli pestisida kimia,” terangnya.

Kelebihan lain dari pestisida nabati adalah tidak beracun. Sehingga penggunaanya aman terhadap manusia. “Dengan pestisida nabati ini petani tidak lagi bergantung kepada pestisida kimia. Dalam penggunaanya juga relative aman untuk manusia karena tidak beracun,” jlentrehnya.

Baca Juga : Stimulus Listrik Mulai Disalurkan Bulan Ini

 

Juniawan menambahkan, pembuatan pestisida nabati ini sangat simpel. Petani cukup bermodalkan blender yang difungsikan sebagai penumbuk bahan-bahan. Setelah ditumbuk, bahan-bahan cukup direndam dengan air. Setelah 24 jam pestisida nabati sudah bisa digunakan.

“Simpel sekali cara membuatnya. Setelah praktek hari ini kami yakin petani sudah langsung bisa membuat pestisida nabati,” tukasnya.

Serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman tembakau tak menyurutkan semangat petani Desa Kebonsari untuk menanam tanaman tembakau. Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tani Aji Desa Kebonsari, Sulispriani, mengatakan pihaknya tetap optimis untuk bertani tembakau. Meskipun hasil panen tahun ini tidak maksimal, pihaknya mentargetkan tahun depan hasil panen tembakau bisa maksimal.

“Insya Allah kami masih semangat menanam tembakau. Kami sudah pesan bibit tembakau untuk tahun depan, perkiraan sekitar 2.000 keatas jumlahnya. Semoga tahun depan bisa lebih baik,” ungkapnya.

Menurut Sulis, serangan hama dan penyakit ini disebabkan hujan yang turun di musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan 4 petak lahan dari 7 lahan tembakau tahun ini dipastikan gagal panen karena tanamannya rusak. 4 petak gagal panen itu telah ditanami sekitar 4.000 batang tanaman tembakau.

“Tahun ini adalah pertama kalinya kami belajar menanam tembakau. Tahun ini kami belajar dan tahun depan kami ingin sukses bertani tembakau,” pungkasnya. (Adv/Kmf)


Topik

Pemerintahan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Pipit Anggraeni