JATIMTIMES - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Malang segera menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) atau sekolah tatap muka. Itu menyusul turunya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kabupaten Malang dari Level 4 menjadi Level 3.
Sekretaris Disdik Kabupaten Malang, Suwandi menyatakan pelaksanaan uji coba itu dilakukan karena untuk pelaksanaan PTM secara langsung beluam dimungkinkan pelaksanaannya. "Ya, untuk seluruh wilayah Kabupaten Malang, memang kondisinya belum dimungkinkan untuk PTM, sebab ini masih awal PPKM Level 3. Nah kita akan gelar Uji Coba dulu, untuk jadwalnya menyusul," ujar Suwandi, Kamis (2/9/2021).
Baca Juga : DPRD Kabupaten Malang Fokuskan PAK pada Sektor Kesehatan, Pendidikan, dan Pemulihan Ekonomi
Ia menjelaskan, kegiatan uji coba PTM kemungkinan akan digelar jika sudah ada jadwal vaksinasi. Atau, kemungkinan uji coba akan digelar bersamaan dengan vaksinasi. Namun untuk jadwal pelaksanaannya masih belum dapat ia pastikan. "Kami masih menunggu instruksi Dinas Kesehatan dulu, nantinya kalau sudah ada kegiatan vaksinasi, maka akan dibarengi dengan kegiatan Uji Coba PTM," imbuh dia.
Dari pantauan dan informasi yang ia himpun, kemungkinan PTM dapat digelar jika Kabupaten Malang secara umum sudah termasuk ke dalam zona kuning. Itu pun, untuk kapasitasnya juga masih harus dibatasi. Yakni hanya 30 persen.
"Ini kan masih belum ada kepastian, nah kalau uda ada kepastian mungkin kapasitasnya akan kami batasi, yakni yang diizinkan dalam satu ruangan hanya 30 persen saja dari total siswa secara keseluruhan," pungkas Suwandi.
Sementara itu sebelumnya, Kepala Disdik Kabupaten Malang Rahmat Hardijono mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih menunggu jadwal vaksinasi bagi siswa. Meskipun sebenarnya, pihaknya sudah menyetorkan data terkait jumlah siswa yang rencananya akan divaksin ke pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.
Baca Juga : KPK Ingatkan Kepala Daerah di Jatim Malu Pakai Rompi Oranye saat Mau Korupsi
Ia mencatat, ada sekitar 139 ribu siswa yang diajukan untuk divaksin. Menurut Rahmat, data tersebut juga telah sesuai dengan yang ada di data pokok pendidikan (dapodik).