JATIMTIMES - Buku yang berusia 1000 tahun ini berjudul asli dalam bahasa Arab yakni Al-Manadhir. Namun, kemudian diterjemahkan ke bahasa Latin menjadi 'Book of Optics.'
Book of Optics merupakan buku sains yang paling berpengaruh dalam sejarah sains di Eropa, bahkan seluruh dunia. Dalam bidang optik tanpa buku ini mungkin sekarang tidak ada yang namanya kamera.
Baca Juga : 5 Drama Korea Terbaru Tayang September 2021, Lost hingga Hometown
Menariknya, buku ini sudah berusia lebih dari 1000 tahun. Kendati demikian, buku tersebut sampai sekarang masih relevan.
Lantas siapa yang menulis buku ini? Melansir melalui tayangan YouTube DARUL AHSAN Da'wah berjudul "Buku berusia 1000 Tahun, Mengungkap Asal-usul tentang Kamera", penulis buku ini adalah al-Haytham, orang barat menyebutnya alhazen dalam sebutan latin.
Ibnu al-Haytham merupakan seorang ilmuwan muslim di abad ke-11 (965-1040). Dimana kala itu, Islam sedang dalam masa keemasannya orang barat menyebutnya di Islamic golden age.
Mungkin bagi kalian tidak tahu dan menganggap Ibnu al-Haytham bukan siapa-siapa. Bahkan banyak muslim yang tidak kenal beliau.
Namun, di Eropa beliau justru sangat terkenal dan disejajarkan dengan Galileo dan Newton karena beliau merupakan sosok peletak dasar ilmu tentang cahaya sehingga disebut sebagai 'the Fathers of optics.'
Salah satu penemuan Ibnu al-Haytham yang paling merevolusi dari pandangan sains dunia yakni bagaimana beliau menjelaskan cara mata kita bekerja. Sebelum adanya beliau para ilmuwan Yunani seperti Plato dan Ifrit percaya jika mata mengeluarkan semacam sinar ke arah objek untuk bisa melihat hal tersebut.
Kemudian hal itu dibantah oleh Ibnu al-Haytham. Beliau justru mengatakan matalah yang menangkap pantulan cahaya sehingga kita bisa melihat bahkan beliaulah yang memetakan bagian-bagian mata yang berfungsi mengatur masuknya cahaya seperti iris, pupil, kornea, dan retina.
Temuannya ini bukan sekedar teori, beliau bahkan membuktikannya dengan eksperimen. Eksperimennya-lah yang bisa dibilang cukup sederhana ketika itu menjadi dasar bagi penemuan kamera zaman sekarang yang pada saat itu disebut kamera obscura.
Perlu diketahui, kamera berasal dari bahasa Latin yang artinya ruangan. Sedangkan obscura artinya yakni gelap .
Baca Juga : Penggerebekan ASN di Rumah Seorang Perempuan di Lumajang, Berbuntut Panjang
Sehingga kamera obscura dapat diartikan ruangan gelap. Penamaan itu karena Ibnu al-Haytham melakukan eksperimennya di ruangan gelap saat beliau dipenjara.
Beliau dipenjara karena penguasa Mesir pernah memanggilnya untuk mengatasi banjir Sungai Nil. Namun usahanya dianggap gagal dan sang raja marah dan memenjarakannya.
Tapi saat di penjara inilah justru jadi momen bersejarah bagi Ibnu al-Haytham dan bagi perkembangan dunia sains modern salah satunya yakni penemuan kamera obscura. Ibnu al-Haytham bukan sekedar menjelaskan cara kerja mata.
Dalam bukunyam beliau juga menjelaskan tentang sifat dari cahaya itu sendiri. Beliaulah yang pertama membuktikan bahwa cahaya berjalan dalam lintasan lurus sehingga bisa menjelaskan pantulan cermin pembiasan cahaya dan fenomena-fenomena lainnya.
Hal ini juga yang menjadi landasan penemuan semua teknologi yang melibatkan cahaya seperti kabel optik, laser, komunikasi satelit sampai akselerator partikel.
Itulah kenapa buku al-Haytham ini menjadi sangat penting bagi perkembangan sains modern hingga kini. Bisa dikatakan, apa yang kalian pelajari di sekolah dalam optik seperti cermin, pembiasan cahaya, lensa, cara kerja kamera, teleskop, mikroskop semuanya berasal dari buku yang usianya 1000 tahun ini.
Namun sayangnya, buku ini tidak pernah disebutkan di buku-buku sekolah tersebut.