free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Pladu sebagai Pemersatu, Ribuan Orang di Tulungagung Ini Berburu Ikan Mabuk

Penulis : Anang Basso - Editor : A Yahya

30 - Aug - 2021, 23:02

Placeholder
Ribuan orang turun ke sungai di desa Junjung Kecamatan Sumbergempol / Foto : Ana / Tulungagung TIMES

JATIMTIMES - Sudah menjadi tradisi, setiap tahun ribuan orang berebut turun ke sungai di perbatasan Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, dan Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Di antara ribuan orang yang turun, sejak malam menjelang pagi, mereka sudah berkumpul di sepanjang sisi kiri dan kanan sungai, untuk menanti pembukaan pintu air di Dam Ngipeng, Senin (30/09/2021). 

Setelah pintu air dibuka, debit mulai turun ribuan orang yang sebelumnya sudah antre berebut turun dan menceburkan diri ke sungai untuk menangkap ikan. "Ini tanpa dikomando, berebut ikan mabuk karena pladu," kata Sugeng (32) warga Kalidawir yang datang ke lokasi untuk ikut berebut ikan mabuk. 

Baca Juga : Afghanistan Gerbang Persekutuan Islam-Kristen? (Bagian 1 dari 2 Tulisan)

Mereka yang datang memenuhi pinggiran sungai diketahui bukan hanya warga sekitar, yang dari luar desa bahkan luar kecamatan seakan menjadi langganan dan selalu datang dimana ada kabar tentang kapan pladu dilakukan. "Dapat kabar dari WA, sudah beberapa hari sebelumnya," ujarnya. 

Sebelum di Dam Ngipeng, para pemburu ikan ini juga sudah ikut di tempat lain dengan tujuan yang sama. Karena saling kenal, satu dan lainnya selalu memberi kabar jika satu dam lain akan dibuka. 

"Banyak yang posting juga di Facebook, makanya selalu tau dimana jadwal pladu ini," kata pemburu ikan lainnya, Khoirul (32) warga Boyolangu. 

Dari ribuan yang datang berburu ikan, tampak mereka membawa alat yang berbeda-beda. Biasanya, alat yang dibawa menyesuaikan dengan hobby dan kebiasaan mereka menangkap ikan. Misalkan, jika hobbinya menangkap dengan alat jala mereka akan membawa jala, jika hobby nyetrum mereka akan membawa strum ikan dan bagi yang biasa membawa jaring mereka membawa berbagai alat dapur untuk menangkap ikan itu.  "Bahkan ditangkap dengan tanganpun bisa, ikan yang mabuk sudah lemas dan minggir sendiri," ungkapnya. 

Ikan yang mabuk itu juga bermacam-macam jenis ikan air tawar seperti tawes, betheman, kutuk atau gabus, bethik, sili, Uceng, garingan, lele hingga udang kali serta pathin yang terlepas dari kolam. "Jika terlalu banyak, bisa dijual di lokasi sini. Banyak kok yang mau membeli," imbuhnya. 

Baca Juga : Dalam Kitab-Kitab Islam dan Hadis, Naga Itu Makhluk Nyata

Seperti diketahui, pladu merupakan kegiatan yang kini telah menjadi agenda tahunan dan membudaya. Pembukaan pintu air ini sebenarnya dilakukan untuk mengurangi pasokan air ke sawah dan untuk mengurangi sedimen atau endapan lumpur yang sudah semakin meninggi. 

Akibat dari besarnya penggelontoran luapan air sungai, maka pembuangan air pun diikuti sedimen lumpur dan menyebabkan spesies ikan dan aneka biota sungai menjadi mabuk, sehingga ikan dan biota sungai tersebut menjadi sasaran rebutan warga.

Keseruan pladu selalu menjadi buah cerita baik di dunia nyata atau di alam maya. Bahkan, dengan senang mereka memposting hasil tangkapan ikan yang didapatkan setelah rela basah akibat berendam air bercampur lumpur di sungai. 


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

A Yahya