MALANGTIMES - Program Studi Bimbingan dan Konseling (Prodi BK) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) mengelar workshop Perangkat Pembelajaran: Pengembangan Model Pembelajaran Case Method dan Team Based Projects Learning pada Mata Kuliah Prodi Bimbingan dan Konseling". Hadir sebagai pemateri pelatihan BK ini, dosen yang expert di bidang bImbingan konseling dari Universitas Negeri Malang (UM), yakni Dr Muslihati SAg MPd.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Unikama Dr Sri Rahayu MPd menjelaskan, kegiatan ini tentunya bermaksud untuk bisa menghasilkan sebuah hal bermanfaat seperti halnya yang ditetapkan. Peserta yang hadir diharapkan bisa memahami dengan baik materi dan bisa menyusun RPS (rencana pembelajaran semester) yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan universitas maupun sesuai dengan kurikulum yang ada.
"Bisa mengandalkan RPS project learning untuk prodi BK. Tak hanya terkait metode ini saja, karena eranya sudah sekolah penggerak. Mudah-mudahan Prodi BK bisa ke arah sana, ikut menyukseskan program menteri tentang sekolah penggerak," bebernya.
Baca Juga : 215 Mahasiswa Yudisium, FEB Unikama Jaga Tradisi Prosesi Siraman
Bukan hanya itu. Dalam workshop ini, pihaknya juga mengharapkan,L akan muncul pemikiran serta para SDM kreatif, yang kemudian mampu atau memiliki sebuah inovasi untuk berkembang serta mampu memecahkan masalah pada segala lini.
Unikama juga menyampaikan, sekolah-sekolah masih banyak membutuhkan guru-guru BK. SDM yang ada selama ini masih mengalami kekurangan. Hal itu kemudian, memaksa guru kelas merangkap fungsi BK. Padahal, idealnya, dalam sebuah lembaga pendidikan, dalam semua jenjang, harus terdapat guru BK.
"Kami harapkan juga, adanya workshop ini, juga kian meningkatkan kerja sama antar kampus mitra, sehingga tidak berhenti di sini, bahkan bisa sampai kolaborasi," jelasnya.
Sementara itu, Dr Muslihati SAg MPd, menyampaikan pengembangan metode pembelajaran BK tentunya tak terbatas pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBK) maupun indikator kerja.
Menurut dia, meskipun seorang mahasiswa telah lulus, tentunya belum semua hal dikuasai. Namun tentu, dalam jalannya perlu pengembangan yang itu sesuai dengan dasar kompetensi lulusan BK atau unjuk kerja bimbingan dan konseling.
Terdapat tiga poin penting dalam kurikulum. Yakni terdapat konsep teoritik penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling yaitu body of knowledge bimbingan dan konseling. Setelah itu, berlanjut pada nilai-nilai atau value yang harus dimiliki. Nilai-nilai ini bersumber dari agama maupun budaya lokal dan budaya universal.
Baca Juga : HUT RI, Transaksi di Pegadaian Cashback hingga 45 Persen
"Kemudian sampai pada konselor kompeten. Di sini mereka memahami, terampil dan mulai berkepribadian (Indonesia Pancasila). Kalau S2 lebih mengembangkan penyelia, S3 meng-create atau penemu, S1 adalah pribadi yang punya kemampuan pelaksanaan berbasis konseptual," terangnya.
Mengenai peran rancangan pembelajaran Semester, perangkat kurikulum untuk mewujudkan CPL guna membentuk produk lulusan. Peran RPS tentunya menjadi panduan bagi dosen dalam melaksanakan pembelajaran, panduan bagi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran dan sebagai instrumen penjamin itu pendidikan program studi.
Isi RPS terdapat beberapa hal. Di antaranya nama program studi, SKS, semester, nama dan kode mata kuliah dan nama dosen. Kemudian, capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah, hingga daftar referensi yang digunakan.