BONDOWOSOTIMES - Seluruh lembaga pendidikan tingkat SD-SMP di Bondowoso mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Rabu (18/08/2021). Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat langsung memantau pelaksanaan PTM di sejumlah sekolah.
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Wabup Irwan mengunjungi empat sekolah, yakni di SD Negeri 2 Dabasah, SMP Negeri 1 Dabasah, SMP Negeri 2 Kota Kulon dan SMP Negeri 3 Bondowoso.
Baca Juga : Malang Raya Ditargetkan Tuntaskan Pemindahan Pasien Isoman ke Isoter dalam 2 Pekan
Wabup Irwan datang untuk memastikan penerapan PTM di sekolah-sekolah telah menerapkan protokol kesehatan dan sesuai dengan Inmendagri 30. Rata-rata siswa SMP sudah divaksin Covid-19 meski tidak secara keseluruhan. "Saya minta kepada Kadiknas, koordinasi dengan kepala sekolah supaya memanggil para orang tua. Kenapa alasannya putranya tidak boleh divaksin," jelas Wabup.
Pelaksanaan PTM kali ini sementara fokus di perkotaan. Sementara di pinggiran, kata Wabup, masih dalam tahap uji coba. Penyebabnya, tidak sedikit siswa yang dipindah ke pondok pesantren oleh orang tuanya, karena terlalu lama tidak masuk sekolah.
Di bagian lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bondowoso, Dr. Drs Sugiono Eksantoso, M.M. menerangkan, pelaksanaan PTM di hari pertama hanya diikuti separuh siswa dari kapasitas sekolah, sesuai dengan instruksi pemerintah.
"Alhamdulillah dari beberapa lembaga, SD-SMP kita datangi sudah sesuai dengan SOP yang kita berikan kepada lembaga-lembaga itu," paparnya saat dikonfirmasi usai meninjau PTM di SMP Negeri 3 Bondowoso.
Menurutnya, pembelajaran terbatas ke depan akan ditingkatkan secara bertahap, karena para siswa terlalu lama mengikuti pembelajaran daring dari rumah yang dinilainya tidak efektif. "Kami siap bertanggung jawab kalau ini memang sudah sesuai dengan SOP yang ada," lanjutnya.
Baca Juga : Gunakan Sistem SKS, Ini Kunci Sukses yang Dibagikan SMA Negeri Kedungwaru
Bahkan, ia menargetkan seluruh siswa dan guru dapat melaksanakan PTM secara keseluruhan, dengan catatan mereka telah divaksin semua. "Tentu ini perlu kita asesmen dulu kesiapannya," ujar Sugiono.
Mantan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tersebut menguraikan, di hari pertama PTM semua guru wajib menunjukkan kartu atau sertifikat vaksin sebagai syarat untuk mengajar. Adapun guru yang tidak masuk sekolah karena sakit, pihaknya meminta untuk tidak memaksakan diri untuk mengajar. "Guru yang sakit memang tidak dipaksakan masuk dan istrrahat di rumah," ungkapnya.
Agar PTM berjalan maksimal, pihaknya akan mengintensifkan edukasi kepada siswa dan orang tua mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19. "Ini baik saya tingkatkan masuknya. Jangan separuh kasian gurunya juga repot kalau hanya separuh yang sekolah," pungkasnya.