MALANGTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang kembali menggelar simulasi ujian penerimaan mahasiswa baru program S2 dan S3 serta Program Beasiswa Pemkab Pasuruan berbasis Computer Based Test (CBT), Senin (16/8/2021).
Kepala Bagian Akademik UIN Maliki Malang Imam Ahmad menjelaskan, jika dalam pelaksanaan simulasi tes berbasis CBT jalur mandiri ini diikuti oleh 102 peserta, baik dari Program S2 ataupun Program S3 dari berbagai Program Studi (Prodi).
Baca Juga : Tiga Menteri Pastikan Kelancaran Vaksinasi BPJAMSOSTEK di Denpasar
Selain itu, dalam simulasi tersebut juga diikuti oleh 11 peserta dari Program Beasiswa Pemkab Pasuruan. "Nantinya untuk seleksi tanggal 18 Agustus 2021," jelasnya.
Dalam simulasi ini, nantinya akan dijelaskan bagaimana mekanisme bagaimana dalam pelaksanaan ujian berbasis CBT. Pada Program S3 dan S1 Program beasiswa, nantinya akan dilakukan sesi wawancara untuk mengkonfirmasi hafalan 20 jus.
"Untuk sesi wawancara program S3 akan dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2021 dan untuk S1 akan dilaksanakan setelah digelarnya CBT, wawnacara melalui zoom," jelasnya.
Kedepan, pihaknya berharap, pada program beasiswa Pemkab Pasuruan, bisa diperluas dan ditambah lagi kuota dari penerima beasiswa. Selain itu, pihaknya juga berharap agar nantinya pemkab-pemkab yang lain juga memberikan beasiswa untuk para calon mahasiswa terbaik untuk menempuh studi di UIN Maliki Malang.
Sementara itu, Dr Agus Maimun, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik UIN Maliki Malang, menjelaskan, jika UIN Maliki Malang telah dapat mendapatkan kepercayaan masyarakat. Dengan animo yang cukup tinggi, UIN Maliki Malang menyelenggarakan penerimaan mahasiswa baru dari berbagai jalur.
"Sekarang ini masuk mandiri gelombang kedua," jelasnya.
Dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, tentunya terdapat banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari penguasaan bahasa, hafalan Al-Qur'an dan yang lainnya. Namun prioritasnya adalah mahasiswa yang mempunyai hafalan Alquran.
"Calon mahasiswa yang punya hafalan Alquran akan dapat prioritas, nanti di kampus akan dikembangkan. Mereka yang punya modal hafalan ini agar nantinya hafalannya tetap terjaga, dan ini juga prorgam prioritas kita," ungkapnya.
Baca Juga : Kuasai Afghanistan, Taliban Akan Bentuk Pemerintahan Islam Inklusi
Dalam gelombang kedua, ini tentunya standar yang diberlakukan tetap sama seperti sebelumnya. Hal tersebut tentunya agar kualitas mahasiswa yang diterima benar-benar berkualitas.
"Tetap kita tes, supaya ada input yang bagus. S2 dan S3 kita kembangkan proses seleksi dengan baik," terangnya.
Dengan simulasi ini, tentunya bisa memberikan wawasan tambahan ketika nantinya melaksanakan test secara langsung. Sehingga dalam jalannya tidak terdapat kendala-kendala berarti yang akan ditemui.
"Dengan begitu akan menghasilkan input berkualitas," pungkasnya