free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kuasai Afghanistan, Taliban Akan Bentuk Pemerintahan Islam Inklusi

Penulis : Desi Kris - Editor : Yunan Helmy

16 - Aug - 2021, 16:49

Placeholder
Gerilyawan Taliban (Foto: Malayalam Express)

INDONESIATIMES - Gerilyawan Taliban dilaporkan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan dan menduduki ibu kota Kabul. Kelompok milisi itu bahkan juga menuntut kekuasaan penuh dari pemerintah Afghanistan. 

Dilansir melalui Reuters, dua petinggi Taliban yang identitasnya tidak mau diungkap menyatakan mereka menolak pemerintahan transisi setelah mereka menduduki  Kabul.

Baca Juga : Pemerintah Perlu Dukungan dan Peran Aktif Ormas dalam Membumikan Pancasila

Kemudian Taliban mengerahkan seluruh gerilyawan untuk memasuki Kabul dengan alasan mencegah penjarahan.  Sebab, menurut mereka, anggota kepolisian Afghanistan memilih meninggalkan markas dan pos penjagaan mereka. Sedangkan sejumlah negara asing saat ini tengah berkejaran dengan waktu untuk segera memulangkan utusan dan staf diplomatik mereka dari Afghanistan melalui Bandara Kabul.

Pemberangkatan pesawat mereka juga menunggu giliran dengan para penduduk Afghanistan yang memilih mengungsi melalui jalur udara. Sementara, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dilaporkan menyelamatkan diri ke kawasan Tajikistan.

Menurut laporan, terdapat sekitar 40 orang terluka akibat kontak senjata di pinggiran Kabul. Namun, hingga kini dilaporkan tidak ada pertempuran sengit di kota tersebut. 

Biro politik Taliban dan utusan pemerintah Afghanistan saat ini  berunding di Qatar terkait dengan pengalihan kekuasaan. Menurut sejumlah diplomat, pemerintahan interim Afghanistan akan dipimpin oleh Ali Ahmad Jalali. 

Ali merupakan mantan menteri dalam negeri Afghanistan dan ilmuwan yang juga berkewarganegaraan AS. Kendati demikian, sampai saat ini dilaporkan masih belum ada persetujuan dari Taliban mengenai hal itu.

Gerilyawan Taliban bahkan disebut telah mengepung seluruh jalan dari dan menuju Kabul. Mereka diperintahkan siaga hingga tercapai kesepakatan dengan pemerintah Afghanistan.

Selain itu, kelompok Taliban sudah mulai bicara soal susunan pemerintah baru di Afghanistan. Juru Bicara Taliban Sohail Shaheen mengatakan pemerintahan baru yang akan dijalankan kelompok tersebut akan mencakup warga Afghanistan non-Taliban.

"Ketika kami mengatakan pemerintah Islam inklusi Afghanistan, itu berarti bahwa warga Afghanistan lainnya juga memiliki partisipasi dalam pemerintahan," ucap Shaheen. 

Kemudian, saat ditanya mengenai pemerintahan baru, apakah akan melibatkan anggota dari bekas pemerintahan Afghanistan, Shaheen  menjawab "prematur" untuk menyebut siapa para pejabat itu. Namun ia mengatakan Taliban mencoba memiliki beberapa tokoh terkenal untuk menjadi bagian dari pemerintah.

Baca Juga : Jamin Ketersediaan Oksigen, Petrokimia Gresik Suplai 23 Ton Per Hari

Selain itu, menyoal pelibatan polisi dan tentara Afghanistan, Shaheen menyebut semua orang yang menyerahkan senjatanya dan bergabung dengan pasukan Taliban akan diberi pengampunan. Ia juga menegaskan kehidupan dan harta benda warga Afghanistan dijamin aman.

Untuk diketahui, Taliban berhasil menduduki Kabul dan Istanan kepresidenan sejak Minggu (16/8/2021). Sebelum sampai Kabul, Taliban telah merebut sejumlah kota strategis di Afghanistan, yakni Herat, Kandahar, Jalalabad, Mizar-i-Shafr dan lainnya. 

Ia mengaku ingin membentuk pemerintahan terbuka usai berhasil merebut Kabul dari pemerintah Afghanistan. Sementara, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan Taliban telah menang karena berhasil menduduki Kantor Kepresidenan.

Ghani mengatakan Taliban bertanggung jawab penuh terhadap apa yang mereka lakukan. "Taliban telah menang dengan penghakiman pedang dan senjata mereka dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka," kata Ghani dalam sebuah pernyataan yang diposting ke Facebook. 

Lebih lanjut, Ghani menegaskan bahwa Taliban akan menghadapi ujian baru. Tak cuma itu. Dia juga menjelaskan alasan dirinya meninggalkan Afghanistan.

"Mereka sekarang menghadapi ujian sejarah baru. Entah mereka akan mempertahankan nama dan kehormatan Afghanistan atau mereka akan memprioritaskan tempat dan jaringan lain," kata Ghani seraya mengatakan dia pergi untuk mencegah “banjir pertumpahan darah”.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Yunan Helmy