BANYUWANGITIMES - Sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK) negeri/swasta di Kabupaten Banyuwangi sesungguhnya sama dengan di tempat lain. Yakni mengikuti Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 30 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3 dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Wwlayah Jawa dan Bali.
Menurut Istu Handono, kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Banyuwangi, dalam etika birokrasi, pihaknya tetap menunggu arahan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim soal pembelajaran tatap muka.
Baca Juga : MUI Banyuwangi Tidak Laksanakan Fatwa DMI tentang Ganjil Genap saat Salat Jumat
“Oleh karena itu, yang kami lakukan sekarang tetap mendorong kesiapan sekolah untuk sewaktu-waktu perintah atau juknisnya terbit, maka kami siap,”jelas Istu seusai pengukuhan Paskibraka Banyuwangi tahun 2021 di Pendapa Sabha Swagatha Blambangan Banyuwangi.
Selanjutnya dia menuturkan langkah yang dilakukan Cabang Dinas Pendidikan Banyuwangi sekarang adalah berupaya maksimal melakukan vaksinasi terhadap siswa-siswa SMA/ SMK negeri maupun swasta.
Kemudian yang kedua, pihaknya juga menavigasi sekolah untuk menyiapkan komponen-komponen. Yakni sumber daya manusia (SDM), komponen sarana prasarana (sarpras), komponen kurikulum dan komponen siswanya.
“Sehingga dengan komponen-komponen yang telah disiapkan itu pada saatnya nanti kita mulai menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) dengan tidak terburu-buru artinya sudah siap,” imbuh mantan kepala sekolah SMAN 1 Banyuwangi itu.
Lebih lanjut dia menambahkan saat ini pihaknya membuat check list atau pendataan kesiapan sekolah apabila pemerintah memutuskan untuk menggelar PTMT bagi SMA/SMK negeri maupun swasta.
Baca Juga : 54 Ribu Lebih KPM di Kediri Terima Bantuan Beras PPKM Tahap 2
“Sekolah yang sudah siap maka kami data dan diberikan kesempatan lebih dahulu untuk menyelengarakan tatap muka. Prioritasnya untuk SMK itu pada mata pelajaran yang praktik. Sedangkan SMA mata pelajaran peminatan IPA maupun IPS . Kemudian kami juga menekankan pada siswa kelas 10 karena masih baru dan siswa kelas 12 yang harus melakukan model pembelajaran blended learning,” pungkas Istu.