TULUNGAGUNGTIMES - Tingginya angka ibu hamil yang kurang sehat atau hamil dengan menderita Anemia membuat angka rata-rata stunting Nasional saat ini masih 27,67%. Padahal pemerintah pusat menargetkan Tahun 2024 angka stunting Nasional 14% dan untuk menurunkan angka tersebut membutuhkan usaha yang sangat luar biasa.
Diketahui, Provinsi Jawa Timur sendiri angka stunting saat ini sudah dibawah rata nasional yaitu diangka 24%. Sedangkan Nasional diangka 27,67%.
Baca Juga : Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Malang Turun 3 Persen
"Saya datang kesini (Tulungagung) untuk mendorong menuju angka 14%, karena arahan presiden stunting di 2024 itu 14%," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo usai penyematan Penghargaan di Pendapa, Kamis (12/08/2021).
Untuk menuju angka 14%, lanjutnya, upaya yang dilakukan dimulai dari perencanaan pernikahan. Artinya yang mau menikah sebelum hamil harus dipastikan sehat.
Menurut Hasto, banyak perempuan-perempuan yang menikah pada waktu hamil menderita anemia yang secara Nasional jumlahnya hampir 40%. Jika ibunya anemia, kata Hasto, otomatis pertumbuhan bayi yang dikandungnya tidak bagus.
"Ini yang harus kita kondisikan, sebelum hamil sudah sehat, selama hamil harus dikawal betul, setelah hamil langsung dilayani kontrasepsi agar jarak anaknya 3 tahun," jelasnya
Diungkapkannya, saat pandemi covid-19 ibu hamil yang terkonfirmasi positif tidak lebih banyak dari yang tidak hamil, artinya mengikuti rata-rata diwilayahnya masing-masing.
Baca Juga : Webinar BI Mengajar, Rektor UIN: Ini Kegiatan yang Punya Manfaat Besar
Jika wilayahnya positif, positif rate ibu hamil juga sama dengan masyarakat umum. Menurut Hasto, dibeberapa tempat positif rate-nya masih tinggi diangka rata-rata 15% tapi standar dari WHO adalah 5%.
"Ibu hamil kasusnya sama dengan orang umum, tapi kalau ibu hamil kena angka kematiannya berlipat-lipat lebih tinggi," tutupnya.