MALANGTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang bekerjasama sama dengan Bank Indonesia (BI) Cabang Malang menggelar program webinar BI Mengajar yang dilakukan secara daring, Kamis (12/8/2021).
Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr M Zainuddin MA, dalam sambutannya mengatakan, jika progam BI Mengajar merupakan progam yang memiliki manfaat begitu besar, utamanya kepada para mahasiswa dengan disiplin ilmu ekonomi ataupun disiplin ilmu perbankan.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan dalam event-event tertentu. Sekali lagi saya atas nama pimpinan UIN Maliki Malang, mengucapkan terimakasih dan selamat untuk program BI mengajar. Semoga bermanfaat untuk kita semua dan untuk negeri tercinta ini," terangnya.
Baca Juga : Dakwah Milenial, Unisba Blitar Gelar Pelatihan Story Telling Kisah-Kisah Nabi ke Siswa TPQ di Kediri
Lebih lanjut dijelaskannya, jika kegiatan ini tentunya juga sebagai bentuk nyata untuk memahami kebijakan BI. Bukan hanya itu, BI Mengajar dengan tema memperkuat sinergitas, inovasi dan inklusivitas, meningkatkan kontribusi bagi perekonomian nasional, tentunya juga kian mempererat jalinan kerjasama yang itu bisa merambah ke hal yang lainnya.
Selama ini, dijelaskannya, jika BI telah banyak bekerjasama dan banyak memberikan bantuan. Baik itu terkait BI Corner, kemudian beberapa kerjasama yang lain termasuk kegiatan BI mengajar ini.
"Namun yang jelas, mudah-mudahan kerjasama ini terus bisa berlanjut dan berkesinambungan untuk manfaat lembaga dan kita semua," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Cabang Malang Azka Subhan menjelaskan seputar tupoksi BI. Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal, yakni mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Stabilitas nilai rupiah, dijelaskan Azka, dalam bentuk BI mengelola inflasi dengan sebaik-baiknya. yang kedua yakni memelihara stabilitas nilai tukar rupiah.
"Tugas dari BI itu ada tiga, yang pertama mengelola kebijakan moneter, menerapkan sasaran hingga pengendalian suku bunga (BI rate), mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dan menjaga stabilitas sistem keuangan (Makroprudensial). Ini dulunya tugas dalam pengawasan bank dulu secara individual diawasi. Tapi sekarang sudah ada otoritas sudah pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," jelasnya.
Melihat perkembangan ekonomi global, terutama di negara maju, menunjukkan pertumbuhan positif, termasuk juga di Indonesia. Saat ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia tumbuh rata-rata sekitar 3,5 sampai 4 persen dari yang biasanya di atas 5 persen.
Baca Juga : Aksi Kemanusiaan, 93 Orang Ramaikan Kick Off Donor Plasma Konvalesen di Kota Malang
Ke depan, tentunya BI terus mendukung kegiatan perekonomian yang bersifat digital. Karena dalam perekonomian transaksi digital sudah berkembang dengan pesat. Seperti halnya e-commerce. Transaksi pada marketplace berkembang pesat.
"Digital banking juga mengalami kenaikan 30% persen. Uang elektronik juga meningkat 35,7 persen. Kegiatan ekonomi ke depan itu akan berbasis digital. Pemanfaatan ATM digital banking banyak dimanfaatkan, termasuk juga e-money yang berkembang pesat," terangnya.