MALANGTIMES - Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Kota Malang langsung meninjau penanganan trauma healing terhadap tiga anak yang menjalani isolasi mandiri (isoman) tanpa kehadiran kedua orang tua. Peninjauan itu dilakukan pasca-peluncuran program Sama Ramah (Satgas Malang Raya Trauma Healing) untuk korban covid-19 di Kota Malang, Rabu 21 Juli 2021.
Ketiga anak tersebut yang beberapa hari lalu sempat diberitakan MalangTIMES.com karena sedang berjuang menjalani isoman tanpa kehadiran kedua orang tua di kediamannya di Perumahan Puskopad, RT 05/RW.l 03, Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Baca Juga : Sasar Mahasiswa, Polres Kediri Kota Gelar Vaksinasi Goes to Campus
Ayah ketiga anak tersebut sedang menjalani pemulihan akibat covid-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Sedangkan ibunya telah meninggal dunia akibat covid-19 pada Sabtu (17/7/2021) setelah menjalani perawatan selama satu minggu di RSSA Malang.
Wali Kota Malang Sutiaji yang mengunjungi ketiga anak tersebut bersama Kapolresta Malang Kota AKBP Budi Hermanto, Dandim 0833/Kota Malang Letkol Arm Ferdian Primadhona, dan Satgas Trauma Healing juga sempat berbincang dengan tiga anak tersebut. “Cita-citanya apa Nak kalau sudah besar nant?” tanyanya kepada ketiga anak tersebut.
Tiga anak ini di antaranya pertama laki-laki bernama SA yang merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak kedua laki-laki bernama KH yang masih bersekolah SMP dan anak ketiga perempuan bernama MA yang masih kelas 5 SD.
Pertanyaan Sutiaji pun langsung dijawab oleh anak kedua, yakni KH, yang bercita-cita ingin menjadi fotografer. Kemudian anak ketiga, yakni MA, menjawab bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Dan anak pertama, SA, bercita-cita menjadi tentara.
"Kalau cita-cita menjadi tentara, nanti kayak Pak Dandim ini. Udah ganteng, gagah dan juga keren," ujar Sutiaji.
Orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemkot) Malang ini juga menyampaikan bahwa ketiga anak yang saat ini sedang mendapatkan trauma healing itu merupakan anak semua masyarakat. "Jadi, mereka kan ditinggal ibunya. Bapaknya sampai sekarang juga masih di rumah sakit. Ya ini menjadi anak kita semua," ungkapnya.
Nantinya, pemkot juga akan melakukan inventarisasi bagi orang-orang yang memiliki kelebihan atau kemampuan lebih untuk saling berbagi kepada masyarakat yang saat ini sedang menjalani isoman maupun perawatan covid.
Baca Juga : Kasus Covid Meningkat, Jember Masuk PPKM Level 3
"Kami inventarisasi orang-orang yang mampu nanti memberikan kepada bukan hanya isoman, tapi orang-orang terdampak. Nggeh (ini langsung dilakukan trauma healing, red) supaya motivasinya kuat," tandas Sutiaji
Sementara itu, bidan Puskesmas Kedungkandang Endah Purwati mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan selama beberapa waktu. Selain itu, pihak RT/RW telah memberikan dukungan berupa makanan setiap hari.
"Ini sudah selesai isomannya sekitar 19 Juli 2021 sebelum hari raya. Ini sudah nggak ada gejala, sudah baik semua. Kalau sudah 14 hari tanpa gejala, ada swab PCR lagi," terangnya.
Setelah menjalani isoman, saat ini ketiga anak tersebut sedang menjalani pemulihan agar kondisi tubuh tetap membaik dan dapat beraktivitas normal dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19. "Jadi, kami support dulu aja sampai bapaknya pulang dulu. Nanti bapaknya pelan-pelan yang memberitahukan bahwa ibunya sudah nggak ada," pungkas Endah.