free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Tahap Pengambilan hingga Kelebihan Vaksin Nusantara Gagasan Terawan yang Diklaim Bisa Selesaikan Covid-19

Penulis : Desi Kris - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

20 - Jul - 2021, 21:25

Placeholder
Vaksin Nusantara (Foto: Kontan)

INDONESIATIMES - Vaksin Nusantara, belakangan ini memang menjadi pro kontra di tengah masyarakat. Metode yang digunakan disebut menjadi yang pertama di dunia untuk Covid-19, yaitu dendritik. 

Vaksin Nusantara ini merupakan gagasan dari mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Bahkan, Terawan menyebut bahwa vaksin Nusantara ini dapat menyelesaikan wabah virus Covid-19. 

Baca Juga : Tentang Genset Dan Segala Pernak-Perniknya

Vaksin Nusantara, kata Terawan, terakhir sempat dibahas di New York. Saat ini, bahkan sudah terbit jurnal vaksin yang isinya dendritik sel vaccine immunoterapy atau vaksin nusantara yang bisa menghentikan pandemi Covid-19.

"The begining the end cancer and covid-19, Artinya apa? dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang akan menyelesaikan hal ini, covid-19 adalah dendritik sel vaccine immunoterapy atau vaksin nusantara," ujar Terawan dalam webinar Senin (19/7/2021).

Namun, diketahui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, Vaksin Nusantara tidak memenuhi kaidah medis. Vaksin Nusantara disebut telah menggunakan pendekatan sel dendritik, dan tidak memasukkan virus corona nonaktif ke tubuh penerima. 

Tim Peneliti Vaksin Nusantara FK Undip/RSUP dr Kariadi, Yetty Movieta Nency mengatakan, vaksin ini dibuat melalui sejumlah tahap.

Tahap pengambilan vaksin:

1. Mengambil darah dari tubuh seorang subjek atau pasien. 

2. Kemudian, darah itu akan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan antara sel darah putih dan sel dendritik (sel pertahanan, bagian dari sel darah putih). 

3. Sel dendritik akan dipertemukan dengan rekombinan antigen di laboratorium sehingga memiliki kemampuan untuk mengenali virus penyebab Covid-19 SARS-CoV-2. 

4. Setelah sel berhasil dikenalkan dengan virus corona, sel dendritik akan kembali diambil untuk disuntikkan ke dalam tubuh subyek atau pasien (yang sama) dalam bentuk vaksin. 

5. Dengan ini, pasien diharapkan memiliki kekebalan atau antibodi yang baik dalam melawan virus corona. 

Dari proses pengambilan darah, laboratorium, hingga akhirnya menjadi vaksin yang siap disuntikkan, Yetty menyebut diperlukan waktu 1 minggu.

Alasan Terawan menggagas vaksin nusantara

Vaksin Nusantara digagas oleh Terawan Agus Putranto dengan menggunakan sel dendritik. Alasan Terawan melakukan hal ini karena ia pernah mengembangkan sel dendritik itu sejak di RSPAD Gatot Subroto pada 2015 lalu. 

Kemudian, terlintas ide untuk mengembangkan vaksin Covid-19 menggunakan sel dendritik tersebut. Bahkan Terawan meyakini, Vaksin Nusantara ini sangat aman karena bersifat individual. 

Jika disuntik Vaksin Nusantara, pasien hanya menerima suntikan vaksin yang berasal dari sel darahnya sendiri dan bukan orang lain. 

Dinilai tak sesuai kaidah medis 

10 Maret 2021 lalu, Kepala BPOM Penny Lukito menyebutkan, penelitian Vaksin Nusantara ini tidak sesuai kaidah medis. Salah satu hal yang disorotinya yakni adanya perbedaan lokasi penelitian dengan pihak sebelumnya yang mengajukan diri sebagai komite etik. 

Padahal, ujar Penny, setiap tim peneliti harus memiliki komite etik di tempat pelaksanaan penelitian yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan keselamatan subyek penelitian. Penny juga menyoroti perbedaan data dari tim uji klinis Vaksin Nusantara. 

Baca Juga : Berakhir Hari Ini, Bagaimana Nasib PPKM Darurat Jawa-Bali? 

Sementara BPOM sudah selesai meninjau hasil uji klinis I Vaksin Nusantara. BPOM menyerahkan hasil peninjauan atas uji klinis tersebut pada Kemenkes dan tim peneliti vaksin di Semarang. 

Kendati demikian, dia tak menjabarkan secara detail hasil tinjauan tersebut. Ia hanya mengatakan, BPOM belum memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis (PPUK) untuk uji klinis tahap dua dan tiga. 

Oleh sebab itu, ia menekankan, agar penelitian dan pengembangan vaksin ini bisa terlaksana sesuai standar penelitian yang berlaku. Menanggapi pernyataan BPOM, Terawan pun angkat bicara. 

Ia memastikan bahwa Vaksin Nusantara akan aman digunakan.

"Vaksin Covid-19 berbasis dendritik sel, yang tentunya karena sifatnya autologus, sifatnya individual, tentunya adalah sangat sangat aman," kata Terawan dalam rapat kerja Komisi IX DPR, Rabu (10/3/2021).

Kelebihan Vaksin Nusanta: 

1. Dibuat di dalam negeri, kit dirakit dan didistribusikan oleh perusahaan lokal.

2. Lebih dari 90 persen komponen kit dibuat perusahaan lokal.

3. Produksinya tidak membutuhkan biaya peningkatan skala, karena bisa dibuat tanpa memerlukan pabrik. Cukup dibuat di rumah sakit, klinik atau lab. 

4. Harga murah dan bersaing, diperkirakan sekitar Rp 140 ribu.

5. Tak akan ada vaksin cadangan yang terbuang karena dibuat dari sel darah seseorang yang akan kembali diterima oleh orang yang sama saat sudah menjadi vaksin.

6. Biaya pengiriman rendah

7. Cocok untuk kondisi medis yang vaksin lain tak bisa mencakupnya.

8. Mudah diadaptasikan untuk patogen yang baru seperti virus mengalami mutasi. 


Topik

Kesehatan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Sri Kurnia Mahiruni