BLITARTIMES - Sosiolog Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Novi Catur Muspita mendukung penuh upaya Pemerintah dalam menjalankan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Diapun mengajak seluruh komponen khususnya masyarakat sipil untuk mensukseskan PPKM Darurat yang saat ini dilaksanakan di Jawa Bali.
“PPKM Mikro Darurat merupakan upaya yang strategis dan bagus. Namun sebagus rencana dan program ketika tidak diimplementasikan secara komprehensif juga tidak akan menghasilkan output yang sesuai target yang direncanakan. Untuk itu peran seluruh komponen menjadi suatu yang urgen dan menentukan,” kata Novi kepada BLITARTIMES, Kamis (15/7/2021).
Baca Juga : Puluhan Orang Langgar PPKM Darurat Kota Batu, Denda Capai Rp 10 Juta Lebih
Novi menilai PPKM Darurat merupakan kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan disiplin protokol kesehatan. Agar berjalan sukses, pemerintah harus memanfaatkan seluruh stakeholder dan tokoh publik untuk berperan sebagai influencer bagi masyarakat.
“Para tokoh formal, non formal, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat harus berperan sebagai influencer. Mereka harus memberikan seruan dukungan terhadap implementasi PPKM pada sektor non esensial 100 % WFH, pendidikan dan perkuliahan 100% daring, sektor esensial WFO maksimal 50% dengan protokol kesehatan dan sektor kritikal 100%. Seluruh sektor harus dijalankan dengan protokol kesehatan ketat,” imbuhnya.
Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Diantaranya dengan program vaksinasi nasional. Dalam hal ini Novi selaku Sosiolog mengajak seluruh masyarakat untuk mensukseskan program ini. Namun demikian dirinya menyarankan, program vaksinasi nasional perlu didukung dengan vaksin sosial dari seluruh komponen masyarakat mulai dari pejabat, ASN, tokoh masyarakat, ormas.
“Vaksin sosial yaitu berupa konsep pemahaman perilaku yang protokol kesehatan untuk diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari mulai dari bermasker, jaga jarak, jauhi kerumuman dan tidak keluar rumah jika memang tidak mendesak. Konsep pemahaman ini perlu lebih dilembagakan lagi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tukasnya.
Jika terlembagakan dengan baik, Novi optimis vaksin sosial akan membentuk ketahanan sosial individu, keluarga, masyarakat, dan negara dalam menghadapi lonjakan dan penyebaran Covid 19. Vaksin sosial adalah norma-norma yang berisi konsep pemahaman yang benar tentang Covid-19 dan membentuk budaya perilaku yang taat protokol kesehatan
Baca Juga : Berbagi saat Pandemi, Polres Kediri Kota Bagikan Sembako ke Ojol hingga Masyarakat Difabel
“Vaksin sosial taat prokes menjadi hal penting dalam mendukung PPKM Mikro Darurat, sangat memprihatinkan dan menjadi contoh yang buruk ketika seseorang sudah divaksin namun perilaku sosialnya tidak taat pada prokes, untuk itu sosialisasi ttg pemahaman perilaku taat prokes harus terus digencarkan oleh semua orang, dimulai dari vaksin sosial ketahanan diri sendiri dan vaksin kesehatan menjadi anti bodi yang kuat bagi tubuh manusia hadapi serangan virus,” imbuhnya.
Lebih dalam Novi menyampaikan, vaksin sosial harus dibangun dari lingkup terkecil unit kelompok sosial hingga lingkup Negara. Vaksin sosial akan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan dari vaksin kesehatan. Jika dua vaksin ini berjalan baik dalam implementasinya, dirinya optimis akan mampu mengatasi lonjakan penyebaran Covid 19 yang melanda Indonesia.
“Upaya membangun vaksin sosial adalah dengan sosialisasi gencar dari lingkup negara sampai level RT RW. Vaksin sosial akan membentuk pemahaman yg benar tentang Covid-19, perilaku prokes, serta membangun ketahanan sosial masyarakat melalui sikap peduli saling membantu, solidaritas dan kebersamaan untuk mengatasi Pandemi ini,” pungkasnya.