MALANGTIMES - Puluhan tahun silam, berdiri sebuah kawasan tempat prostitusi yang terletak di Jalan Kupang Gunung Timur, Kota Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Gang Dolly.
Melansir dari akun tiktok @jatimtimes, Gang Dolly dulunya merupakan sebuah kawasan tempat prostitusi yang disebut-sebut sebagai lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara dengan jumlah PSK (Pekerja Seks Komersial) yang mencapai 1.449 orang dan 313 mucikari.
Baca Juga : Sosok Bibras Natkho, Pemain Muslim Pertama yang Jadi Kapten Timnas Israel
Meskipun cara yang dilakukan merupakan salah besar karena telah bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, tempat prostitusi tersebut dianggap oleh para PSK dan mucikari sebagai tempat mengumpulkan pundi-pundi uang dengan memuaskan pria-pria hidung belang.
Namun, gairah Gang Dolly pun seakan telah sirna setelah Pemerintah Kota Surabaya yang dipimpin oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang saat ini menjadi Menteri Sosial RI menutupnya pada 19 Juni 2014 lalu.
Tapi, tahukah anda mengapa kawasan tempat prostitusi tersebut disebut dengan sebutan nama Gang Dolly? Nampaknya nama Dolly sendiri diambil dari nama salah seorang pendiri kawasan prostitusi tersebut yakni Dollyras Advonso Chavid.
Dolly merupakan seorang perempuan yang lahir pada tanggal 15 September 1929. Nama di belakangnya yakni Chavid merupakan nama ayahnya yang seorang warga Filipina dan ibunya warga Jawa bernama Herliah.
Dilansir dari nationalgeographic.grid.id menjelang usia 20 tahun, Dolly pun menikah dengan kelasi Belanda bernama Yakup dan diberikan seorang anak laki-laki. Namun, belum lima tahun menjalani rumah tangga, suami Dolly yakni Yakup meninggal dunia.
Hidup sebagai seorang single parent yang harus menghidupi dirinya beserta anaknya, Dolly pun mulai resah karena mengalami kesulitan ekonomi. Hal itulah yang membuat Dolly pada medio 1950-an memutuskan untuk terjun ke dunia prostitusi di Surabaya.
Baca Juga : Punya Filosofis Ini, Petani Ikan Koi di Malang Banyak Order
Dalam akuannya, Dolly tidak pernah meminta bayaran kepada para pria hidung belang yang pada saat itu kebanyakan merupakan eksptariat yang baru saja turun dari kapal. Dolly hanya meminta barang-barang berharga yang mahal dengan istilah "kado".
Sejak saat itu, mulai menjamur wanita-wanita yang terjun ke dalam dunia prostitusi bersama Dolly. Hingga akhirnya Jalan Kupang Gunung Timur disebut juga sebagai Gang Dolly yang sudah terkenal se antero negeri hingga luar negeri dengan maraknya bisnis "esek-esek" di kawasan tersebut.
Namun, sepertinya masih belum banyak yang tahu di mana makam Dolly berada. Sekitar 110 kilometer dari Kota Surabaya ke arah selatan, tepatnya di TPU Nasrani Sukun Kota Malang terdapat satu makam nasrani yang tampak tidak terawat.
Pada batu nisannya bertuliskan nama D.A. Chavid dengan tanggal kematian pada 7 Januari 1992. Benar saja, D.A. Chavid merupakan nama singkatan dari Dollyras Advonso Chavid. Ternyata makam pendiri dari tempat prostitusi Gang Dolly itu berada di Kota Malang.