MALANGTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar webinar Pencapaian Kinerja Utama Perguruan Tinggi melalui Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Senin (12/7/2021). Hadir menjadi pemateri Prof Ir Nizam MSc PhD IPM ASEAN Eng, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek).
Rektor Unisma, Prof Dr Maskuri MSi menjelaskan, jika dalam webinar ini Unisma sengaja mengangkat satu tema strategis dan yang sedang hangat dibicarakan dan yang secara formal akan diimplementasikan pada semester ganjil 2021-2022.
"Unisma telah melakukan berbagai rintisan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah dilakukan, meskipun belum 100 persen. Akan tetapi, prodi telah melakukan langkah-langkah strategis dan kedepan tentunya kami akan terus berpartisipasi dalam program MBKM untuk menciptakan lulusan yang strategis," paparnya.
Baca Juga : Kapolres Malang Beri Penghargaan kepada Anggota Berprestasi
Dalam seminar itu, Prof Ir Nizam MSc PhD IPM ASEAN Eng, menejelaskan, jika saat ini perubahan besar tengah dihadapi. Perubahan itu terjadi pada segala sisi, baik iklim, teknologi, budaya, demografi, sosial, politik dan yang lainnya.
"Inilah tantangan besar dari perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM unggul. Terlebih lagi menghadapi pandemi yang mendistraksi berbagai segi kehidupan, sehingga kita harus menghadapi perubahan sebaik mungkin," paparnya.
Lebih lanjut dijelaskannnya, jika saat ini dunia telah berbeda. Apa yang diajarkan saat ini belum tentu sama dengan kondisi yang ada. Diprediksi, kedepan akan banyak pekerjaan yang hilang. hal itu menjadi tantangan bagi perguruan tinggi sebab tidaklah mudah bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan sebuah kota yang belum ada.
"Kedepan diprediksi akan banyak pekerjaan yang hilang. Digantikan Artificial Intelgent, automasi dan sebagainya. Sekitar 23 lapangan pekerjaan diprediksi akan tergantikan dengan itu 10 tahun kedepan," ungkapnya.
Akan tetapi, dalam setiap revolusi, peluang terciptanya pekerjaan baru dua kali lipat dibandingkan dengan yang hilang. Sehingga diprediksi juga sekitar 23 hingga 46 juta lapangan pekerjaan baru juga akan tercipta. Namun perlu digarisbawahi, jika hal itu dapat terjadi dengan sebuah kreativitas, inovasi maupun teknologi yang dikuasai oleh lulusan perguruan tinggi, dengan kompetensi mumpuni dalam penciptaan lapangan pekerjaan baru.
"Tantangan yang dihadapi saat ini beda dengan dulu. Tantangan kedepan, tentu kita tidak bisa melakukan pendidikan seperti yang selama ini dilakukan. Harus berani keluar dari zona nyaman untuk menyiapkan lulusan yang lebih achiel, adaptif, punya semangat entrepreneur tinggi yang mampu berkolaborasi lintas keilmuan dan memahami perubahan dunia dengan cepat. Hal ini termasuk juga mampu menyelesaikan masalah yang makin kompleks," ungkapnya.
Baca Juga : 5 Poin ASIIK, Saran PKS agar PPKM Darurat Memasyarakat di Kota Malang
Karena itu, perlu untuk perguruan tinggi perlu mengajarkan literasi-literasi baru yang mungkin belum ada dalam kurikulum. Perguruan tinggi juga diharapkan untuk terus berkolaborasi dengan dunia kerja, termasuk juga harus membuka ruang seluas-luasnya untuk mahasiswa mengembangkan potensi dan bakat.
"Program MBKM membuka ruang mahasiswa menemukan masa depannya tapi tentu diiringi dengan dosen untuk terus memberikan bimbingan.
Tujuan MBKM menyiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja sebelum lulus, sehingga mereka lebih tau apa yang akan mereka masuki ketika lulus," terangnya dalam paparan.
Sementara itu, pihaknya juga menyampaikan 9 kegiatan yang diaplikasikan dalam MBKM. 9 kegiatan itu antara lain, pertukaran mahasiswa, magang, mengajar disekolah, penelitian, membangun desa, studi atau proyek mandiri, kewirausahaan mahasiswa, proyek kemanusiaan dan bela negara.