KEDIRITIMES - Kebutuhan peti mati terus melonjak seiring tingginya kasus dan kematian akibat Covid-19. Hal ini diakui oleh Della Juang Pratama salah seorang pengrajin peti mati asal Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Bahkan, saking tingginya angka permintaan, membuat Della merasa kewalahan dalam memenuhi permintaan tersebut.
Baca Juga : 342 Pelanggaran Tercatat Selama PPKM Darurat Kota Batu, Didominasi Kasus Individu
Bagaimana tidak, dalam sehari ia harus mengirim kurang lebih 20 peti mati di sejumlah rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Kediri. Jumlah permintaan tersebut terbilang besar, mengingat dalam sebulan, Della biasanya hanya mendapati pesanan hingga 10 peti saja.
"Permintaan memang meningkat drastis semenjak bulan Juni kemarin," kata Della kepada Jatim Times.com, Senin (12/7/2021).
Menurut Della, tidak ada perbedaan khusus dari segi bentuk dalam pembuatan peti mati bagi jenazah pasien Covid-19 maupun jenazah pada umumnya. Semuanya terbuat dari papan kayu dan triplek yang diplitur.
Baca Juga : RS Lapangan RST Soepraoen Mulai Difungsikan Hari ini, Dilengkapi 100 Bed Isolasi
Lebih lanjut, Della mengatakan, untuk memenuhi banyaknya permintaan tersebut, ia memperkerjakan kurang lebih 10 karyawan. Kebanyakan, karyawan yang bekerja ialah dari keluarga dan tetangga. Sementara itu, untuk harga peti mati sendiri dihargai senilai Rp 1,3 Juta per-satu petinya.