INDONESIATIMES - Nama dr Lois Owien belakangan ini telah menjadi perbincangan publik. Hal ini berawal saat dr Lois menjadi bintang tamu di acara Hotman Paris Show.
Dalam acara tersebut, dr Lois mengaku tidak percaya dengan adanya Covid-19. Ia pun mengatakan jika ribuan orang yang meninggal bukanlah karena Covid-19, melainkan karena interaksi antar obat.
Baca Juga : Minta Semua Pihak Tak Jadi Lalat Politik, Moeldoko Kembali Dikritisi
"Pertanyaan saya yang pertama, ibu sebagai dokter percaya gak ada Corona?" tanya
Hotman.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI ) ini, mengaku
dengan tegas bahwa ia tidak percaya dengan adanya virus tersebut.
"Nggak, gak percaya pak," tegasnya.
Hotman lantas bertanya mengapa sampai puluhan ribu orang bisa meninggal.
"Menurut ibu sebagai dokter kenapa (puluhan ribu orang meninggal)," tanya Hotman lagi.
Mendengar pertanyaan itu, dr Luis pun menjawab dengan jawaban yang cukup mengejutkan. Ia mengatakan bahwa orang-orang tersebut meninggal bukan karena virus Covid-19.
"Bukan pak, (meninggalnya karena) interaksi antar obat," jawabnya.
Tak ayal, video potongan pernyataan dr Lois ini viral di media sosial. Ia pun menjadi bahan ejekan dari warganet.
Bahkan, akibat pernyataannya itu, dr Lois disebut halu dan akan dipanggil MKEK. Berikut fakta-faktanya:
1. Disebut Halu dan Izin Praktik Kadaluarsa
dr Lois dikenal gemar beropini kontroversial di media sosial pribadinya. Selain antimasker dan menyebut Covid-19 tak menular, ia juga menyebut dirinya sebagai dokter yang paling tahu tentang Covid-19.
Tak heran jika dr Lois pun disebut halu. Bahkan, berbagai status dan cuitannya, dokter ini tak segan menyebut sejumlah nama top sebagai pihak-pihak yang ia berikan nasihat seputar Covid-19.
Mulai dari pejabat tinggi negara, dokter ternama hingga mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
"Trump bisa pintar karena informasi dari saya. Indonesia kapan pintarnya?? Dokter USA dan Indonesia ilmunya sama. Sama-sama sampah!" tulisnya di status Facebook.
Kemudian di status lain, ia menyebut dirinya sebagai penguasa Covid-19 dan segala opininya tidak boleh dibantah.
"Jangan ada lagi nakes yang sok pinter yang membantah-bantah saya! Saya penguasa Covid-19 dunia dengan penjelasan paling ilmiah!" tulisnya lagi.
"Hak penuh bagi saya mengatur kedokteran sesuka hati saya. Bubarkan IDI pun saya punya kuasa penuh!" lanjutnya.
Perlu diketahui, dari penelusuran di website Konsil Kedokteran Indonesia, terkuak bahwa Surat Tanda Registrasi (STR) dr Lois sudah kedaluwarsa sejak 2017, jauh sebelum pandemi.
STR sendiri adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang memiliki STR bisa melakukan aktivitas pelayanan kesehatan.
dr Lois juga tak terdaftar dalam organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dr Lois tak pernah berpraktik sama sekali saat pandemi muncul tahun lalu karena izin praktiknya kedaluwarsa.
2. Kakak Kelas Sebut dr Lois Terindikasi Gangguan Jiwa
Baca Juga : Pro Kontra Vaksinasi Covid-19 Berbayar yang sudah Bisa Dibeli per Hari Ini di Kimia Farma
Pernyataan dr Lois ini rupanya juga turut disorot oleh kakak kelasnya yakni dr Mila Anasanti. berdasarkan penuturan dr Mila, dr Lois terindikasi gangguan jiwa.
dr Mila memberikan pendapatnya melalui beberapa cuitan di Twitter @anasanti_mila. Menurutnya, masyarakat yang percaya dengan pernyataan dr Lois sangat aneh.
Hal tersebut karena Surat Tanda Registrasi (STR) kedokteran dr Lois sudah kadaluwarsa. dr Mila mengatakan kalau pernyataan yang dilontarkan oleh dr Lois ada kelainan.
“Lois ini kalau kita netralpun bisa melihat dari status-statusnya kalau yang bersangkutan ada kelainan. Dari yang mengaku punya kuasa penuh, rapat dengan para pemegang kebijakan luar negeri, bicara dengan Trump, mengaku paling jenius sedunia mengalahkan Einstein, dll,” tulis dr Mila.
Bahkan, dr Mila merasa heran kenapa masih banyak orang yang percaya dengan ucapan dr Lois, termasuk umat Muslim.
“STR nya saja sudah expired, sejak 2017, jauh sebelum pandemi Covid-19. Tapi banyak yang percaya dengan ucapan Lois Lois ini. Termasuk umat Muslim yang sudah ngaji. Aneh sekali kenapa mereka tak percaya Ilmuwan muslim dan ulama tapi malah percaya orang yang STRnya sudah expired. Dan kakak kelasnya mengatakan kalau beliau terindikasi gangguan jiwa,” ungkapnya.
3. Dipanggil MKEK
Akibat pernyataannya yang kontroversial itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) akan memanggil dokter Lois Owien.
“Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) sedang memanggil yang bersangkutan untuk diminta klarifikasi,” kata Ketua Umum PB IDI dr Daeng M Faqih mengutip dari Suara.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan kapan proses klarifikasi terhadap dokter Lois dapat dilakukan. Daeng hanya menegaskan bahwa dr Lois bukan lagi anggota PB IDI dan tidak memiliki STR kedokteran.
“Minggu ini diharapkan yang bersangkutan memenuhi panggilan MKEK. Keanggotaannya sudah kedaluarsa dan sudah tidak memiliki STR lagi,” pungkasnya.
4. Tolak Panggilan MKEK
Terkait panggilan dari pihak MKEK, dr Lois ternyata menolak dengan alasan ilmu yang dimilikinya mahal. Menurutnya, permintaan untuk memberi keterangan pernyataannya tentang penyebab kematian pasien Covid-19 adalah karena interaksi obat hanyalah pemanggilan belaka.
"Cuma panggilan, saya (akan) tolak, karena ilmu saya mahal," ujar Lois.
Lois menyebut, penolakan tersebut adalah bentuk perjuangannya. Ia mengungkap, pemikirannya selalu ditolak oleh Ikatan Dokter Indonesia hingga Kemenkes.
"Saya sudah berjuang sangat keras di dunia nyata untuk membantu IDI dan Kemenkes, tapi ditolak karena mereka sudah punya protokol sendiri (dari) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," jelasnya.
dr. Lois Owien merupakan lulusan UKI atau Universitas Kristen Indonesia. Dia banyak menuliskan pendapatnya mengenai dunia medis melalui akun Instagram @dr_lois7, akun Twitter @LsOwien, dan akun Facebook Lois dan Lois Lois (Facebook dulu).