TULUNGAGUNGTIMES - Jika liburan atau jalan-jalan ke Jogja dan sekitarnya seperti Solo, Semarang, atau daerah Jawa Tengah lainnya, mungkin sering melihat nasi yang dikemas dengan ukuran kecil dan dijajakan di warung kaki lima atau angkringan. Ya, itu dikenal dengan nama nasi kucing.
Dilansir dari Wikipedia, nasi kucing memiliki arti 'nasi untuk kucing', karena porsinya yang sedikit seperti makanan yang diberikan kepada kucing. Namun sepertinya bukan hanya ini saja alasan banyak orang membuat nasi kucing.
Baca Juga : Varian Delta Mengganas, Seluruh Kecamatan di Tulungagung Kembali Zona Merah
Nasi kucing sengaja dibuat dengan porsi sedikit untuk menyesuaikan kemampuan beli rakyat biasa pada zaman dulu. Karena membeli makanan mahal sulit dilakukan, akhirnya orang mencari cara bagaimana bisa menjual makanan namun dengan harga sangat murah. Itulah mengapa nasi kucing juga identik atau erat kaitannya dengan makanan orang miskin.
Kalau di Jogja dan sekitarnya ada nasi kucing, di Kabupaten Tulungagung juga ada nasi yang serupa namun dengan porsi yang lebih besar, sekitar satu kepal orang dewasa. Namanya nasi bantingan.
Dari segi nama, istilah ‘bantingan’ berasal dari kata ‘banting’. Sebutan tersebut diberikan karena bungkusan nasi hanya seukuran genggaman tangan seolah-oleh bisa dilempar (dibanting) begitu saja.
Nasi bantingan sendiri mulai muncul sejak tahun 2000-an. Kuliner yang satu ini berhasil diterima dan menjadi alternatif sajian praktis bagi masyarakat Tulungagung
Sama seperti nasi kucing, satu porsi nasi bantingan berisi satu kepal nasi putih dengan lauk ikan teri, tempe yang dibumbu, dan sedikit sambal. Namun saat ini varian lauk nasi bantingan juga bermacam-macam. Mulai dari ayam geprek, ayam lodho, telur, lele, dan lain sebagainya.
Baca Juga : Gethuk Lindri, Makanan Tradisional yang Kini Tren di Tulungagung
Selain itu, nasi bantingan dijual dengan dilengkapi lauk lain seperti telur puyuh, sate jeroan ayam, sosis, kikil yang menyesuaikan selera para konsumen jika ingin menambah lauk.
Umumnya nasi bantingan dibungkus dengan daun pisang. Namun ada juga yang membungkusnya dengan kertas cokelat pembungkus nasi. Yang menarik, jika sudah makan satu, ingin makan lagi dan lagi.
Sama seperti nasi kucing, nasi bantingan di Tulungagung juga dijual di angkringan kaki lima dan warung-warung kopi. Nasi bantingan juga dikenal sebagai pelengkap minum kopi selain gorengan dan camilan lainnya.