MALANGTIMES - Kasus baru Covid-19 yang terus mengalami lonjakan menjadikan Kota Malang kembali masuk zona merah. Kini, Kota Malang dan dua daerah di Malang Raya yakni Kota Batu dan Kabupaten Malang masuk dalam 20 daftar wilayah berisiko tinggi penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.
Menyikapi itu, Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, pihaknya bakal mengkoordinasikan untuk penambahan Rumah Sakit Darurat. Mengingat, dengan kondisi penambahan kasus baru setiap harinya juga mempengaruhi Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit rujukan, ataupun safe house (rumah isolasi), hingga RS Darurat Idjen Boulevard penuh.
Baca Juga : Kasus Covid-19 Kian Mengkhawatirkan, Rektor Unisma Sampaikan Pesan ini
"Kita di Jatim masuk 20 zona merah. Saat ini saya mulai bicara (terkait usulan RS Darurat kepada Pangdiv), sudah saatnya membuat rumah sakit darurat. Bukan safe house saja," ujarnya.
Sutiaji menambahkan, berkaitan dengan hal itu pihaknya juga akan berkoordinasi dengan kepala rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Malang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi akan terus melonjaknya kasus Covid-19.
"Kami nanti akan bicara dengan kepala rumah sakit-rumah sakit untuk melakukan itu. Karena jujur di Kota Malang sudah crowded, semua bed juga penuh," jelasnya.
Lebih lanjut, Sutiaji menyebut, dengan kondisi kasus Covid-19 di Kota Malang saat ini, pihaknya disarankan untuk memanfaatkan fasilitas di RST Soepraoen. Harapannya, ketika ada pasien yang membutuhkan penanganan khusus bakal bisa tertangani dengan optimal di rumah sakit rujukan.
Baca Juga : Pendaftaran Vaksinasi Secara Online, Kota Malang Segera Miliki Aplikasi Baru
"Tadi sama pak pangdiv disarankan ditaruh di soepraoen (RST Soepraoen). Kami akan lakukan itu, harapannya orang di rumah sakit yang kondisinya perlu ada penanganan khusus kita geser ke rumah sakit rujukan," pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Malang, per hari Selasa (6/7/2021) tercatat ada tambahan 33 kasus terkonfirmasi positif. Kini, total kasus Covid-19 di Kota Malang mencapai 7.284, dengan angka kematian sebanyak 675, pasien yang sembuh sebanyak 6.275, dan yang masih dalam pemantauan ada 334 orang.