SURABAYATIMES - Penanganan Covid-19 di Surabaya tampaknya cukup kewalahan. Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono merasakan sendiri ketika dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini.
Dia membeberkan sejumlah fakta terkait susahnya mendapatkan pelayanan kesehatan di tengah pandemik ini.
Baca Juga : PPKM Darurat, PT KAI Daop 9 Wajibkan Calon Penumpang Kantongi Surat Negatif Covid-19
Baktiono menyampaikan jika dirinya mengalami meriang, demam hingga batuk pada Kamis (1/7/2021). Dia pun lanjut memutuskan untuk pergi swab ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Surabaya, Jumat (2/7/2021) malam. Hasilnya swabnya keluar positif Covid-19, Sabtu (3/7/2021) pagi.
"Saya konsultasi ke dokter, dan harus beli obat di Rumah Sakit dr Soewandhie, walaupun awalnya tidak akan diberi oleh pihak apotek di RS Soewandhie," ujarnya, Selasa (6/7/2021).
Setelah terkonfirmasi positif, politisi PDIP ini sebenarnya ingin dirawat di RS Soewandhie, tetapi kamarnya semua dinyatakan penuh. Ia pun berinisiatif menghubungi Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Timur (Jatim), dr. Dodo Anondo. "Juga tidak ada jawaban," keluhnya.
"Akhirnya saya isoman di rumah, walau pun ruangannya kurang memadai untuk isoman," dia melanjutkan.
Khawatir dengan kondisi keluarganya, Baktiono meminta semuanya untuk swab di Labkesda, Minggu (4/7/2021). Hasilnya, satu puteri Baktiono terkonfirmasi positif Covid-19 juga, Selasa (6/7/2021).
"Setelah konsultasi ke dokter dan akan beli obat di RS Soewandhie akan ditolak lagi oleh bagian apotek," bebernya.
Baca Juga : 4 Hari PPKM Darurat, Pasien Terkonfirmasi Positif di Kota Batu Tambah 93 Orang
Baktiono menegaskan kalau dirinya tidak sendirian. Banyak warga yang mengadu lantaran ditolak oleh rumah sakit. Pasalnya, sekarang ini rumah sakit rujukan sedang penuh.
Dia pun protes ke pemerintah kota khususnya dinas kesehatan untuk membuat skema atau pola mengatasi pasien yang positif Covid-19
"Pasien positif langsung diberikan obat oleh dinkes agar mereka bisa isolasi mandiri dan dikirim permakanan yang diberi dari UMKM di wilayah warga yang positif Covid-19," sarannya.
Cara lain, sambung Baktiono, Pemkot Surabaya harusnya bisa menyewa hotel yang murah untuk isolasi warga. Supaya penyebaran Covid-19 tidak bertambah meluas seperti yang sudah pernah dilakukan Wali Kota Tri Rismaharini ketika masih menjabat.