MALANGTIMES - Covid-19 tidak memandang siapa yang akan terpapar, tak terkecuali anak. Namun, fi Kabupaten Malang, Dinas Kesehatan (Dinkes) tidak mencatat secara spesifik jumlah anak yang terjangkit virus tersebut.
Kepala Dinkes (Dinas Kesehatan) Kabupaten Malang drg Arbani Mukti Wibowo saat dikonfirmasi mengaku bahwa pihaknya tidak hafal secara detail anak yang terpapar covid-19.
Baca Juga : Wow, Cat Kansai Paint di Graha Bangunan Diskon 50 Persen, Buruan Belanja
“Kalau anak banyak yang terpapar covid-19. Jumlahnya kami bukannya tidak paham. Namun jumlahnya secara detail, kami tidak mengetahuinya,” ujar Arbani.
Kasus anak terpapar covid-19 sendiri bukanlah hal yang baru di Kabupaten Malang. Sebab, sejak wabah tersebut merebak tahun 2020 lalu, bayi berusia 2 bulan juga dilaporkan telah menjadi kasus pertama kategori anak.
“Bayi usia 2 bulan ada yang kena covid-19, seperti awal-awal dulu di Kecamatan Ampelgading,” ungkap kadinkes bergelar dokter gigi itu.
Meski tidak mengetahui secara spesifik, Arbani mengaku bahwa jumlahnya sekitar 100 anak. Namun ia menegaskan bahwa jumlah tersebut diakumulasi mulai awal adanya covid-19 tahun 2020 lalu.
“Kira-kira 100 lebih. Tapi itu mulai sejak awal pandemi ya (tahun 2020),” kata dia.
Sementara itu, Dinkes Kabupaten Malang saat ini juga harus dihadapkan dengan kekurangan vaksin covid-19. Padahal, masyarakat Kabupaten Malang mencapai ribuan.
Baca Juga : BOR Tempat Tidur ICU dan Isolasi Kota Batu Masuk Zona Merah
“Untuk suntikan kedua kekurangannya ada 12 ribu suntikan. Bupati Malang sudah mengajukan ke Kementerian Kesehatan untuk mendapat vaksin tambahan,” ungkapnya.
Sejatinya, Dinkes Kabupaten mencanangkan target 1,3 juta vaksinasi hingga akhir tahun 2021. Hal itu dirata-rata dengan vaksinasi setiap hari sebanyak 10 ribu.
“Agar target sasaran akhir tahun 1,3 juta vaksinasi tercapai. Kami sebelumnya menargetkan 10 ribu vaksin setiap hari. Dengan catatan vaksinnya tersedia,” pungkasnya.