MALANGTIMES - Di tengah pandemi Covid-19 yang urung usai, persoalan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih mengintai. Di Kota Malang sendiri, angka kasus ini terbilang turun drastis. Namun sayangnya, angka kematian kasus DBD alami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.
Di mana hingga pertengahan tahun tercatat ada 2 kasus meninggal dunia. Hal itu berbeda dibandingkan 2020, di mana dari 304 kasus yang tercatat, nihil atau tidak ada kasus kematian sepanjang satu tahun.
Baca Juga : Kasus Konfirmasi Covid-19 Kota Batu Kembali Melonjak, Zona Kuning Tersebar di 42 Titik
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat, hingga pertengahan Juni 2021 ini, kasus DBD mencapai angka 70 kasus. Jumlah ini jauh dibandingkan dua tahun terakhir sebelumnya.
Pada 2019 lalu, total kasus DBD Kota Malang mencapai 527 dengan 3 kasus kematian. Pada 2020, tercatat ada 304 kasus DBD nihil kasus kematian.
"DBD dari jumlah kasus saat ini, sampai Mei 2021 tercatat 2 meninggal. Yang meninggal ini di bawah usia 12 tahun. Turun jauh dibandingkan tahun lalu di semester pertama sudah mencapai 100 lebih kasus," ujar Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif.
Dijelaskannya, dari total kasus yang ada saat ini tersebar merata di 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan di Kota Malang. Menurunnya kasus DBD ini menjadikan sebuah pemahaman jika masyarakat semakin awas dan memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Meski jumlah kasus menurun, sosialisasi dan edukasi terus ditingkatkan guna menekan angka kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
"Pengalaman tahun sebelumnya yang kita jadikan pencegahan atau mitigasi. Kita sampaikan kepada semua masyarakat untuk pencegahan yang paling efektif dalam pemberantasan sarang nyamuk, itu mencegah DBD," jelasnya.
Baca Juga : Pandemi Covid-19, 18 Ribu Lebih Orang di Kota Malang Jadi Pengangguran
Di mana, pencegahan yang paling utama harus diperhatikan masyarakat yakni di lingkungan rumah masing-masing. Seperti, memperhatikan area gantungan baju, tempat penampungan air, hingga bagi yang memelihara burung juga harus memperhatikan tempat minum airnya, dan tempat-tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti lainnya.
"Pencegahan yang paling utama di rumahnya sendiri, kayak baju yang bergelantungan, tempat penampungan air, kemudian tempat-tempat perindukan daripada nyamuk Aedes Aegypti seperti di pot bunga, di daunnya, di tempat minum dari burung. Ini harus diperhatikan," tandasnya.
Tak hanya itu, Dinkes Kota Malang juga menyediakan Abate guna mengantisipasi sarang nyamuk penyebab DBD di penampungan air yang bisa diakses oleh masyarakat di setiap Puskesmas wilayah masing-masing.