BLITARTIMES - Sebagai salah satu daerah pertanian terbesar di Jawa Timur, Kabupaten Blitar tak henti-hentinya berinovasi. Di bidang pangan, Pemkab Blitar melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) gencar melakukan inovasi dan terobosan. Di antaranya mengkaji penerapan dan pemanfaatan limbah batang tembakau untuk media tanam padi sistem hidroganik.
Kegiatan penanaman padi sistem hidroganik dengan media tanam limbah batang tembakau ini, Dispertapa bersinergi dengan Universitas Islam Malang (Unisma) dan P4S Alam Lestari Blitar. Kegiatan ini bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2020. Inovasi ini menuai sukses dan puncaknya ditandai dengan panen raya padi hidroganik dan panen ikan lele yang dipimpin langsung Bupati Blitar Rini Syarifah di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Srengat pada Kamis (18/3/2021).
Baca Juga : Musim Kompetisi 2021, Arema FC Datangkan Diego Michiels
Setelah menuai keberhasilan, inovasi ini diseminarkan oleh Dispertapa Kabupaten Blitar. Seminar Hasil dengan tema ‘Kaji Terap Pemanfaatan Limbah Batang Tembakau untuk Media Tanam Padi Hidroganik di BPP Srengat’ digelar di Rumah Makan Gendis, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Senin (14/6/2021). Seminar ini dihadiri organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Srengat.
Dalam sambutanya, Kepala Dispertapa Kabupaten Blitar, Ir Wawan Widianto, mengatakan, kaji terap pemanfaatan limbah tembakau untuk media tanam tanaman padi sistem hidroganik dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian. Hasil dari uji terap tersebut diseminarkan agar masyarakat secara luas khususnya petani bisa memanfaatkan budidaya model ini untuk aktivitas pertanian.
“Potensi pertanian kita di Kabupaten Blitar ini sangat luar biasa. Banyak sekali limbah-limbah yang bisa dimanfaatkan untuk media tanam. Salah satunya limbah batang dari tanaman tembakau,” kata Wawan.
Teknologi hidroganik adalah sistem budidaya yang memadukan sistem hidroponik dan tanpa bahan kimia (organik). Teknologi ini disebut juga Aquaponik, karena menggabungkan hidroponik dengan kolam budidaya ikan dibawahnya. Air kolam yang mengandung kotoran ikan dialirkan ke pipa tempat tanaman diharapkan bisa menjadi sumber nutrisi tambahan bagi tanaman tersebut.
“Harapan kami nantinya limbah tembakau ini benar-benar bisa bermanfaat untuk usaha pertanian,” imbuhnya.
Dikatakanya, teknologi hidroganik cocok diaplikasikan untuk lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Teknologi ini diharapkan pula dapat menghemat lahan dan tenaga kerja. Serta meningkatkan produktifitas karena mampu menghasilkan empat kali panen dalam satu tahun.
“Dan disini kita juga ingin mengibah mindset. Petani yang sebelumnya menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia, akan berubah ke organik. Dan kaji terap limbah batang tembakau ini mungkin sebuah inovasi, yang mungkin nanti bisa dikembangkan. Harapan kami, nanti petani omsetnya bisa lebih tinggi dan terwujud kemakmuran dan tercipta hasil pertanian yang sehat dengan bertani organik,” tukas Wawan.
Ditemui di kesempatan yang sama, Hari Budi Harto dari P4S Alam Lestari, menyampaikan dalam kaji terap ini limbah batang tembakau digunakan sebagai campuran media tanam. Setelah melalui kaji terap, hasilnya ternyata cukup luar biasa. Jumlah anakan dari padi hidroganik lebih banyak dari padi yang ditanam di sawah.
Baca Juga : Wali Kota Santoso Optimis Kota Blitar Raih Predikat Kota Layak Anak Kategori Nindya
“Jumlah anakan cukup luar biasa. Satu rumpun padi bisa menghasilkan 30, 40 bahkan ada yang 70 anakan. Kalau dibandingkan dengan yang disawah, di sawah itu per rumpunya maksimal hanya 20 anakan,” jlentrehnya.
Hari menambahkan, setelah kaji terap ini selesai, selanjutnya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Srengat akan melanjutkan inovasi-inovasi lanjutan untuk menyempurnakan hasil dari kaji terap yang sudah dilaksanakan.
“Kemarin kita kasih informasi agar menggunakan rakit apung. Rencananya penyuluh juga akan mencoba untuk menanam sayuran. Lalu ikanya tidak hanya lele, tapi juga dicoba untuk nila,” tuntasnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Pertanian Unisma Malang, Ahmad Dedi Satori, mengatakan dari penelitian yang dilakukan pihaknya memberikan tiga rekomendasi untuk kaji terap pemanfaatan limbah batang tembakau untuk media tanam padi system hidroganik. Rekomendasi itu meliputi, ada perlakuan untuk pertumbuhan vegetative, satu perlakuan untuk pertumbuhan generative dan memacu nutrisi untuk peningkatan produksi.
“Ada juga rekomendasi lain. Diantaranya nutrisi yang harus diperbaiki, apakah kandungan fosfor dan kaliumnya perlu ditambah, apakah dari bahan-bahanya. Salah satu contohnya dari ranting-ranting, itu kan bisa menghasilkan fosfor. Untuk kalium, itu kan bisa juga dari buah-buahan,” pungkasnya. (Adv/Kmf)