free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Begini Cara Warga Kampung Mandar Banyuwangi Ubah Predikat Kumuh, Kini Sentra Kuliner Ikan

Penulis : Nurhadi Joyo - Editor : Yunan Helmy

13 - Jun - 2021, 13:29

Placeholder
Hilmansyah, salah seorang tokoh muda Kampung Mandar Banyuwangi. (Foto: Nurhadi BanyuwaangiTIMES)

BANYUWANGITIMES -  Kampung Mandar Banyuwangi dulu dikenal sebagai kawasan kumuh kotor dan tempat pembuangan sampah. Kemudian warganya dikenal keras, kasar, dan tidak ramah kepada para pendatang.

Namun, kini image buruk itu berubah. Kampung Mandar kini menjelma sebagai sentra kuliner ikan bakar di Banyuwangi. Tentu, sebagai pecinta kuliner, kebersihan kampung pun terjaga.

Baca Juga : Dolanan Sethek Ini Dulu Populer di Tulungagung, Begini Cara Mainnya

Menurut Hilmansyah, salah seorang tokoh pemuda Kampung Mandar Banyuwangi, saat ini daerahnya mampu menjadi daerah yang dikenal sebagai salah satu satu sentra kuliner favorit bagi berbagai kalangan warga Banyuwangi. Semua berawal dari kebersamaan, kekompakan, dan komitmen warga Mandar untuk mencari cara agar kampungnya terlepas dari zona merah penyebaran wabah covid-19.

“Alhamdulillah akhirnya dari zona merah turun ke zona oranye sampai akhirnya  sekarang masuk zona hijau . Kami dengan warga sekitar sudah berkomitmen bahwa area yang menjadi tanggung jawab masing-masing warga sudah dipetakan,” ungkap Hilman.

Saat ini, ketika  ada kotoran di depan rumah warga, otomatis  itu menjadi tanggung jawab mereka. Tugas pengurus mengingatkan dan menegur bahwa itu memang porsinya mereka. Sehingga sesama warga  saling bantu dengan dukungan dan partisipasi aktif masyarakat untuk menjaga dan memelihara kebersihan kampung.

Kemudian, untuk menumbuhkembangkan budaya ramah di kalangan warga, Pemerintah Kabupaten  Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), pemerintah kecamatan, dan kelurahan bersama dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) sudah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada warga sekaligus praktik bagaimana menyambut tamu. Warga diajari public speaking, bahkan bagaimana cara tersenyum.

Lebih lanjut, Hilman berharap  ke depan Kampung Mandar mampu menghidupkan ekonomi di gang-gang untuk memberikan tambahan penghasilan bagi warga. Warga bisa memanfaatkan waktu orang menunggu ikan bakar yang harga per kilogramnya mulai dari Rp 20 ribu sampai dengan Rp 75 ribu. Waktu yang cukup lama untuk menunggu ikan bakar matang bisa dimanfaatkan dengan menghidupkan perekonomian di gang-gang.

Baca Juga : Kunjungi BLK-LN PT CKS, Wali Kota Sutiaji sebut Perlakuan Masih Wajar

“Saat orang beli ikan, akan menunggu diolah dan dibakar kurang lebih satu jam. Orang-orang akan berjalan-jalan ke gang-gang kampung dan harapan kami ingin seperti di Jepang. Di kanan kirinya jalan gang warga jualan aneka macam produk untuk oleh-oleh," kata Hilman.

Warga bisa bekerja sama dengan AKRAB yang menyuplai oleh-oleh seperti kaus dan  batik.  Warga juga bakal diberdayakan membuat pindang yang bisa menjadi oleh-oleh dari Mandar. "Kemudian ada ikan asap, ikan asin, aneka ragam makanan dan oleh-oleh yang berbahan dasar ikan,” pungkas Hilman.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nurhadi Joyo

Editor

Yunan Helmy