BATUTIMES - Dengan dibukanya posko pengaduan melalui hotline oleh Polda Jatim dan Polres Batu membantu para korban kasus dugaan kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan eksploitasi ekonomi oleh JE pemilik SMA SPI Kota Batu. Di mana, hingga Minggu (6/6/2021) kemarin, sudah 60 korban telah mengadu.
Semula jumlah korban dalam dugaan kasus ini hanya 15 korban. Kemudian seiring dengan dibukanya posko pengaduan melalui hotline kasus dugaan tersebut, terus bertambah melaporkan apa yang terjadi selama di sana.
Baca Juga : Antisipasi Ancaman Mass Tourism, TNBTS akan Gencar Berikan Edukasi Wisata Alam
Rinciannya, ada 40 aduan masuk ke hotline Polres Batu. Kemudian 20 aduan masuk ke hotline Polda Jatim. Mereka mengadukan lewat hotline tersebut apa yang terjadi selama di sekolah tersebut.
“Korban telah mengadukan dan menyampaikan apa yang telah terjadi. Karena banyak dari mereka yang alumni sekolah SPI,” ucap Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.
Bahkan ada juga korban yang mengadu saat ini masih menjalani hari-harinya di Sekolah SPI yang berada di Jalan Raya Pandanrejo, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji. Karena banyaknya korban, Komnas Perlindungan Anak menggandeng Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
“Dengan semakin banyak yang melapor pihak kami ingin memberikan perlindungan kepada korban. Sehingga penting menjalin kerjasama dengan LPSK,” tambahnya.
Fungsi dari LPSK berperan untuk melindungi saksi hingga korban. Sebab korban akan berdampak dan mengancam keselamatan saksi dan korban. “Harapannya korban ini bisa dilindungi dengan baik. Selama dua hari kami sudah berkomunikasi dengan LPSK,” ujarnya.
Baca Juga : 470 Tenaga Honorer Tercover 4 Program BPJS Ketenagakerjaan
Sementara posko pengaduan dugaan kekerasan seksual dibuka lewat hotline yang dapat dihubungi. Ada tiga nomor diantaranya 081216666092, 085234108323, dan 081234756549.
Mencuatnya kasus dugaan ini setelah adanya korban yang melaporkan kepada Komnas PA, setelah mengumpulkan bukti langsung melaporkan kepada Polda Jatim pada Sabtu (29/5/2021). Diduga kejadian ini sudah berlangsung sejak tahun 2009 silam.