JEMBERTIMES - Keberadaan Bandara Notohadinegoro di Kabupaten Jember, sejak didirikan pada tahun 2013, mengalami pasang surut dalam operasionalnya. Bahkan perencanaan bandara yang dimulai sejak era Bupati Samsul Hadi Siswoyo ini lebih dulu digaungkan daripada Bandara Blimbingsari di Banyuwangi.
Namun tingkat frekuensi penerbangan bandara yang ada di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, ini sangat berbeda 180 derajat dibandingkan Bandara Blimbingsari di Banyuwangi. Hal itu dikarenakan kurang konsistennya pemerintah daerah dalam mengelola Bandara Notohadinegoro.
Baca Juga : Melihat Kerja Keras TNI-Polri Menyadarkan Bahaya Covid-19 kepada Masyarakat di Jember
Untuk itu, Bupati Jember Hendy Siswanto berupaya untuk memperbaiki sektor pariwisata di Kabupaten Jember terlebih dahulu. Tujuannya agar bisa menarik wisatawan datang ke Jember dengan menggunakan moda transportasi udara.
“Yang pertama akan kita perbaiki adalah sektor pariwisata, terutama lapangan golf di Glantangan, untuk memancing orang agar bisa datang ke Jember. Setelah itu sektor wisata lainnya. Dengan seperti ini, insya Allah bandara Jember bisa jalan lagi. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh danlanud Abdulrachman Saleh Malang saat datang ke Jember beberapa waktu yang lalu,” ujar dia.
Menurut Hendy, pada saat kedatangan Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Abdulrachman Saleh Marsma TNI Wayan Superman pada Rabu minggu lalu, banyak masukan yang didapat Pemkab Jember. Salah satunya, banyak orang mau naik pesawat terbang karena ada daya tarik utama bidang pariwisata di daerah setempat.
Kebutuhan transportasi udara adalah untuk kecepatan bagi orang-orang dengan mobilitas yang tinggi. “Nah itu untuk di kota-kota besar. Kalau untuk daerah, maka alasan orang mau naik pesawat adalah harus ada daya tarik di daerah setempat, utamanya pariwisata,” ungkap Marsma Wayan beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga : Wali Kota Dewanti Bagi Resep Panjang Umur di Hari Lansia Nasional
Untuk itulah, beberapa sektor pariwisata yang saat ini ada di Jember seperti Pantai Papuma, Pantai Payangan, Pantai Watu Ulo, Puncak Rembangan dan beberapa tempat wisata yang selama ini belum dikelola dengan maksimal akan diperbaiki, terutama dari sisi infrastruktur.
