INDONESIATIMES - Puasa adalah salah 1 ibadah yang termasuk dalam rukun Islam ke-3 setelah syahadat dan salat. Secara hukum Islam, puasa terbagi menjadi 2, yaitu puasa wajib dan sunah.
Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilaksanakan umat muslim seperti puasa 1 bulan penuh selama bulan Ramadan. Sedangkan puasa sunah adalah puasa yang apabila tidak dilaksanakan tidak berdosa, namun sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Baca Juga : Niat, Hukum, Tata Cara dan Ketentuan Pelaksanaan Mengganti Puasa Ramadan
Namun, tahukah kamu jika ada beberapa waktu yang tak dianjurkan bahkan dilarang untuk menjalankan ibadah puasa?
Dalam beberapa hadis telah disampaikan bahwa terdapat waktu-waktu yang melarang umat Islam untuk berpuasa. Jika tetap melakukan puasa di waktu-waktu tersebut, bukan mendapat pahala malah justru bisa mendapatkan dosa. Seperti dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa yang puasa di hari diragukan datangnya puasa, maka ia telah berdurhaka kepada Abal Qasim (yakni Rasulalallah SAW)." (HR Abu Dawud).
"Barangsiapa berpuasa pada hari yang meragukan, maka ia berarti telah mendurhakai Abul Qosim, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam." (HR. An Nasai no. 2188, At Tirmidzi no. 686, Ad Darimi no. 1682, Ibnu Khuzaimah no. 1808. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Lalu, hari apa saja yang dilarang untuk berpuasa bagi umat Islam? Berikut ulasannya:
1. Puasa saat Idul Fitri
Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi seluruh umat Islam di dunia setelah sebulan lamanya menjalankan puasa Ramadan. Oleh sebab itu, puasa saat Idul Fitri dilarang oleh Allah SWT. Bahkan, seseorang yang berniat puasa di Hari Raya Idul Fitri, maka puasa hukumnya menjadi haram. Dari Umar bin Khathab ra, ia berkata:
"Sesungguhnya Rasulallah SAW melarang berpuasa di kedua hari raya. Pada hari raya Idul Fitri kamu berbuka puasamu dan pada hari raya Idul Adha kamu makan daging kurbanmu." (HR Bukhari Muslim)
2. Puasa saat Idul Adha
Selain Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah, umat Islam juga dilarang untuk berpuasa. Hal itu dikarenakan umat Islam disunahkan untuk menyembelih hewan kurban dan menyantapnya.
Sehingga sangat diharamkan untuk berpuasa di hari raya Idul Adha.
3. Puasa di hari Tasyrik
Hari Tasyrik adalah hari yang jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 pada bulan Zulhijjah kalender Hijriah. Dari riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah agar mengelilingi Kota Mina serta menyampaikan jika, "Janganlah kamu berpuasa pada hari ini karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.”
4. Puasa khusus di hari Jumat.
Hari Jumat merupakan hari yang baik. Sebenarnya puasa di hari Jumat juga diperbolehkan.
Namun hanya puasa-puasa tertentu saja yang boleh dilaksanakan hari Jumat seperti puasa wajib bulan Ramadan, puasa qodho', puasa untuk membayar kafaroh atau tebusan serta ganti skarena mendapat hadyu tamttu.
Selain itu juga diperbolehkan jika bertepatan dengan puasa Daud dan bertepatan dengan puasa sunah lain seperti puasa Asyura, puasa Syawal, serta puasa Arofah.
5. Puasa di hari Sabtu
Selain Jumat, ternyata pada hari Sabtu juga menjadi hari yang dilarang untuk menjalankan puasa. Hal itu disebabkan puasa di hari Sabtu adalah rutinitas orang Yahudi.
Rasulullah pun melarang kita untuk melaksanakan puasa di hari Sabtu kecuali sedang melaksanakan puasa wajib seperti puasa Ramadan.
6. Puasa hari Syak
Baca Juga : Masjid Badshahi yang Kemegahannya Sudah Terlihat dari Jarak 16 Km, Pernah jadi Pangkalan Militer
Hari Syak adalah tanggal 30 Sya'ban dan jika ragu sebab awal bulan Ramadan yang belum tampak hilalnya, maka ketidakjelasan itu yang dinamakan dengan syak dan menurut syar’i umat muslim hari itu adalah hari larangan untuk berpuasa.
Berpuasa pada hari itu diperbolehkan jika untuk mengqodho puasa Ramadan dan bertepatan dengan kebiasaan seperti puasa Senin Kamis dan puasa Daud. Rasulullah saw dari Abu Hurairah ra:
"Jika bulan sya’ban telah menengah (telah lewat dari tanggal 15) maka tidak ada puasa sampai datangnya Ramadhan." (HR Shahih Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
7. Puasa sepanjang masa
Tak ada anjuran bagi umat muslim untuk melakukan puasa sepanjang tahun. Namun sebagai solusi kita diperbolehkan untuk melakukan puasa Daud yakni sehari berpuasa, sehari berbuka begitu pun seterusnya.
Hal ini adalah rujhsoh atau keringanan terakhir yang ingin melakukan puasa secara terus menerus dan hadis larangan puasa Dahr atau secara terus menerus ditujukan untuk Abdullah bin Al’Ash. Di mana pada riwayat muslim disebutkan jika Abdullah bin Amr menjadi lemas karena terbiasa melakukan puasa Dahr.
Ia pun menyesal serta tak ingin mengambil rujhsoh dan hanya cukup melakukan puasa Daud saja. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:
"Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti." (HR. Muslim no. 1159, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).
8. Puasa saat haid atau nifas
Larangan ini berlaku khusus untuk kaum wanita. Wanita yang berada dalam masa haid atau nifas dilarang untuk berpuasa.
Bahkan hukum wanita yang menjalankan puasa saat haid atau nifas adalah dosa.
9. Puasa tanpa izin suami
Selain saat haid dan nifas, ternyata seorang wanita juga dilarang berpuasa sunah tanpa izin suami. Jika suami memberi izin, maka istri baru boleh menunaikan puasa sunah.
Namun, jika suami tak mengizinkan dan puasa tetap dilakukan, maka suami memiliki hak untuk memaksa istri berbuka dan tidaklah halal untuk istri yang melakukan puasa tersebut.
Larangan ini karena hak suami sangat wajib untuk dilakukan dan merupakan fardu untuk istri. Sementara puasa hukumnya adalah sunah dan kewajiban tidak boleh ditinggalkan demi mengejar sunah semata.