KEDIRITIMES - Sebanyak 40.000 pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Malaysia, Singapura, dan negara lainnya akan pulang ke tanah air.
Angka 40.000 PMI yang pulang tersebut berasal dari Kementerian Luar Negeri. Para tenaga kerja migran itu pulang ke Indonesia karena sudah habis masa kontrak dan ada pula yang dideportasi oleh negara asal.
Baca Juga : Seluruh Kadin Jatim Solid dan Siap Mendukung Anindya Bakrie sebagai Ketum Kadin Indonesia
Dari puluhan ribu PMI itu, banyak yang tercatat sebagau warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Diprediksi, akan ada ratusan PMI yang tiba di Kabupaten Kediri sampai 5 Mei mendatang.
Hal tersebut diketahui dari data yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Kediri melalui Kabid Transmigrasi dan Penempatan Kerja Jumadi. Dia menyebut pihaknya terus melakukan pendataan di lapangan.
Ia menerangkan sampai Minggu (2/5/2021) lalu, ada 98 PMI asal Kabupaten Kediri yang sudah sampai di Jawa Timur. "Pemulangan PMI berjalan lancar dalam arti setiap hari terjadi pemulangan meskipun jumlahnya tidak besar. Sampai hari ini, PMI asal Kabupaten Kediri ada 98 orang," ungkap Jumadi.
Menurut dia, ada beberapa prosedur yang harus dilakukan ketika PMI pulang ke Indonesia. Prosedurnya, begitu datang di Bandara Juanda, para pekerja migran langsung dibawa ke Asrama Haji Sukolilo. Mereka langsung dilakukan tes swab PCR. Bahkan juga dikarantina selama 2 hari.
"Kalau selama 2 hari negatif, mereka akan dijemput oleh Pemkab Kediri untuk dilakukan swab lagi di RS Nuraini. Lalu karantina 3 hari di wisma atlet Pare dan SDN Pelem 2 Pare," terang Jumadi.
Baca Juga : Polres Kediri Dirikan Posko Penyekatan Larangan Mudik
Setelah 3 hari, kalau PMI dinyatakan negatif covid-19, mereka akan diizinkan pulang. Namun apabila positif, mereka akan diisolasi di wisma atlet dan SDN Pelem 2 Pare.
Puncak pemulangan PMI pada 5 Mei mendatang diperkirakan jumlahnya masih akan naik. Sayangnya, Jumadi tidak secara detail menyebut berapa jumlah PMI yang pulang di Kediri. "Nggak sampai 200 kok. Di sini bukan kantong utama PMI," pungkasnya.