INDONESIATIMES - Sejatinya perang sering diidentikkan dengan konflik perebutan wilayah atau perbedaan politik serta ideologi. Tak bisa dipungkiri, perang bahkan bisa menjadi sesuatu yang mengerikan lantaran menimbulkan kesengsaraan serta kematian.
Namun siapa sangka, pada kenyataannya di dunia ini perang tak melulu disebabkan oleh ketegangan politik atau pencaplokan wilayah. Beberapa perang yang terjadi justru dipicu hal-hal yang sepele.
Baca Juga : Ratusan ASN Pemkot Malang Jalani Tes Narkoba
Perang itu pun masuk dalam daftar perang terkonyol sepanjang sejarah. Berikut ulasannya:
1. Pertempuran Karansebes
Salah satu pertempuran paling aneh dan tidak pernah terlupakan dalam sejarah peperangan Austria vs Turki ialah Pertempuran Karansebes. Perang ini terjadi pada tanggal 21-22 September 1788.
Dalam peperangan itu, pasukan Austria dan sekutunya justru saling menyerang satu sama lainnya sebelum berperang melawan Turki. Alhasil, Turki berhasil mendapat kemenangan telak dan mencaplok wilayah Karansebes (sekarang menjadi Kota Caransebes di Rumania) tanpa harus keluar keringat.
Konyolnya, konflik di tubuh pasukan Austria ini dipicu insiden perkelahian antarprajurit yang mabuk. Insiden ini berawal saat tentara Austria dan sekutunya tengah berkemah di sekitar medan perang. Saat itu pasukan kavaleri kelelahan.
Mereka lantas memutuskan untuk berpesta setelah membeli schnapps (minuman beralkohol yang dibuat dari distilasi buah) dari kelompok gipsi. Namun, saat pasukan infanteri meminta schnapps, pasukan kaveleri enggan berbagi dan justru bermain-main dengan membangun barikade.
Konflik lantas terjadi saat seorang prajurit yang mabuk tiba-tiba berteriak "Turk!Turk!Turk!" (Turki!Turki!Turki!). Kepanikan makin melanda saat prajurit dari Jerman mencoba menghentikan konflik dengan mengucapkan kata 'halt' (berhenti) yang oleh sebagian tentara lain diartikan sebagai seruan 'Allah'.
Karena kepanikan itu, anggota pasukan Austria dan sekutunya saling menyerang dan menembak. Setidaknya ada sekitar 1.200 hingga 10 ribu tentara yang mati karena pertempuran tersebut.
2. Perang Sepak Bola
Di zaman sekarang, kerusuhan antarsuporter tim sepak bola merupakan hal biasa. Namun tidak di zaman dulu, yakni dua negara berkonflik hanya karena sepak bola.
Perang sepak bola ini melibatkan dua negara di Amerika Tengah, yakni El Salvador dan Honduras, pada tahun 1969. Bahkan, perang itu berlangsung selama empat hari.
Perang terjadi karena dipicu adanya peningkatan ketegangan antara dua negara dalam kompetisi babak kualifikasi Piala Dunia 1970. Dalam dua babak pertandingan, keduanya mendapatkan kemenangan secara begantian.
Baca Juga : Pemuda Dikeroyok 13 Orang gegara Pakai Topi Berlogo Perguruan Silat
Namun, kericuhan dan kerusuhan terjadi di antara kedua suporter. Konflik ini pun diperparah dengan pemberitaan media jika kedua negara tersebur saling menyalahkan pendukung nasional.
Perpecahan kedua negara juga diperburuk dengan isu diskriminasi para imigran El Salvador yang tinggal di Honduras. Tak main-main, karena konflik ini, hubungan diplomatik antara kedua negara terputus.
Selain itu, muncul pula perang militer antara kedua negara pada Juli 1969. Setidaknya karena perang sepak bola ini, sekitar 250 tentara Honduras dan 2 ribu warga sipil tewas. Sementara jumlah korban El Salvador mencapai angka hingga 2 ribu jiwa.
3. Perang Oaken Bucket
Sama dengan namanya, Perang Oaken Bucket ini disebabkan insiden yang melibatkan pencurian 'ember'. Perang yang terjadi pada tahun 1325 ini melibatkan dua kota di Italia, yaitu Bologna dan Modena.
Adapun dua faksi yang berperang yakni kelompok Guelphs yang mendukung Negara Gereja (Papal States) vs kelompok Ghibellines yang mendukung Kekaisaran Romawi Suci. Perang kemudian pecah setelah sekelompok prajurit Ghibellines dari Modena nekat memasuki Kota Bologna dan mencuri ember kayu yang biasa digunakan untuk mengambil air di sumur yang terletak di pusat kota.
Pencurian ember itu lantas dianggap sebagai upaya Modena untuk merendahkan martabat kelompok Guelphs di Bologna. Karena enggan mengembalikan ember kayu itu, Bologna langsung mengerahkan sekitar 30 ribu prajurit dan sekitar 2 ribu pasukan kavaleri untuk memerangi Modena. Dalam perang ini, setidaknya ada sekitar 2 ribu nyawa melayang.