MALANGTIMES - Gempa Malang berkekuatan 6,1 magnitudo yang terjadi Sabtu (10/4/2021) terus membuat cerita baru. Salah satunya yakni sikap pasrah yang ditunjukkan warga karena rumahnya roboh akibat terguncang gempa.
Salah satu warga Dusun Krajan, Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Suyanto mengaku dirinya saat ini belum bisa berpikir panjang meski dalam tempo tiga minggu ke depan akan Lebaran. Ia mengaku masih trauma dengan apa yang terjadi terhadap rumahnya.
Baca Juga : BAZNAS Lumajang Anggarkan Rp 400 Juta Untuk Perbaikan Rumah Korban Gempa
“Kami tidak memikirkan hari raya sementara ini karena rumah kami roboh (terkena gempa, red),” ungkap Suyanto sembari menunjuk rumahnya yang menyisakan puing-puing batu bata, Rabu (15/4/2021).
Tetapi, Suyanto ikhlas menerima rumahnya yang roboh dan sempat mengenai istrinya itu. “Kami ikhlas menerima. Karena bencana ini bukan saya saja yang mengalami. Banyak yang mendapat bencana,” ucap dia mencoba berlapang dada.
Diceritakan Yanto (sapaan akrab Suyanto), ketika gempa terjadi, hanya ada anak dan istrinya di rumah. Saat itu ia sedang bekerja.
Suyanto kaget mendapat kabar bahwa rumahnya roboh. Bahkan istrinya sampai luka di bagian kepala karena terkena runtuhan salah satu bagian rumah.
“Anak dan istri saya waktu itu yang di rumah. Istri saya luka waktu menyelamatkan diri, lari keluar rumah, kejatuhan reruntuhan,“ ungkap dia.
Baca Juga : Guru Besar UIN Malang, Prof Imam Muslimin: 'Pemimpin Harus Bersih Dari Berbagai Dugaan'
Kini, Yanto dan warga lainnya tinggal sementara di tenda yang disediakan Pemkab Malang.
“Sementara tidur di jalan sama orang-orang yang lain,” kata dia.
Terlihat dari pantauan media ini, rumah Yanto sedang diratakan oleh keluarganya yang lain. Hal itu untuk memudahkan pembangunan kembali. “Kami bersihkan sendiri saat ini barang-barang yang bisa saya selamatkan. Dan batu bata yang tersisa ini kami ratakan,” ujar dia.
Di sisi lain, harapan tinggi disematkan Yanto kepada Pemkab Malang agar mendapat bantuan untuk membangun rumahnya. Ia mengaku ingin rumahnya dibangun agar anak dan istrinya bisa berlindung di tempat yang aman dan nyaman. “Harapan kami sementara rumah bisa dibangun kembali. Tidak ada yang lain,” harap dia.
Terakhir, Yanto mengatakan bahwa dalam momen Ramadan, biasanya ia banyak mendapatkan pekerjaan sebagai kuli bangunan. Hal itu pun bisa dimanfaatkan untuk menikmati Lebaran. “Kalau orderan banyak sebenarnya. Tapi rumah saya sendiri seperti ini. Jadi yaa benerin rumah dulu saja,” tukasnya.