INDONESIATIMES - Belum selesai polemik dalam tubuh Partai Demokrat (PD), kini kembali muncul isu pemilihan gubernur (pilgub) DKI menjadi arena baru perdebatan PD versus kubu Moeldoko. Pasalnya, Demokrat yang "mendorong" Moeldoko maju ke pilgub DKI dibalas manuver kubu Moeldoko yang menyorongkan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) ke gelanggang yang sama.
Isu ini pertama muncul dari elite PD Rachland Nashidik setelah hasil KLB PD ditolak pemerintah. Melalui cuitannya, Rachland mengatakan pihaknya siap membantu Moeldoko untuk maju pilgub DKI.
Baca Juga : Sempat Rajai Rating, Drakor Crash Landing on You Bakal Diadaptasi Jadi Drama Musikal
"Demokrat akan menerima dengan tangan terbuka bila KSP Moeldoko berkeinginan menjadi anggota partai pimpinan Agus Yudhoyono. Ketua Bapilu @Andiarief__ akan membantunya bila ia ingin maju berkompetisi secara sehat menjadi cagub DKI dalam pilkada mendatang. You are warmly welcome!," demikian cuitan Rachland.
Di sisi lain, Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan tidak ada pembahasan soal Moeldoko yang akan diusung pada pilgub DKI. Kamhar justru menduga Rachland tengah melontarkan satir untuk Moeldoko. "Dugaan saya seperti itu (satir)," ujarnya.
Tak terima dengan pernyataan Kamhar, kubu Moeldoko pun melontarkan serangan balik. Giliran mereka yang mengusung AHY untuk maju pilgub DKI. "DPP Partai Demokrat pimpinan Pak Moeldoko berniat mengusulkan AHY untuk kali kedua sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Kami melihat AHY serius untuk melanjutkan karirnya yang terhenti tiba-tiba di militer," kata juru bicara kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad.
Bahkan Rahmad menyinggung keputusan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang meminta AHY berhenti dari militer dengan pangkat mayor adalah pertimbangan AHY yang akan diusung menjadi gubernur DKI.
Balasan Rahmad itu kembali ditanggapi oleh PD. Bahkan, Wasekjen Demokrat Irwan mengaku tak kenal dengan Rahmad dan menganggap sebagai angin lalu sehingga tidak perlu direspons.
"Rahmad siapa? Saya tidak kenal. Tentu tidak produktif untuk saya respons. Apalagi Ketum AHY dan kader Partai Demokrat sekarang fokus kerja untuk rakyat. Lebih bijak pikirkan solusi dan aksi ringankan penderitaan rakyat saat ini," ujar dia.
Kata Pengamat Politik
Baca Juga : Wawali Kota Malang Tanam Pohon Pule dan Apresiasi Kampung Budaya Polowijen
Polemik ini pun kembali mencuri perhatian pengamat politik, yakni Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno. Ia mengatakan keributan ini dinilai sebagai perang urat saraf politik. Keduanya sama-sama ingin menurunkan 'kelas' jagoan mereka.
"Secara tidak langsung pernyataan kubu Demokrat AHY itu ingin men-downgrade, mendelegitimasi posisi Pak Moeldoko yang kemudian turun kelas. Pak Moeldoko digadang capres 2024, tapi kubu AHY bolehlah kalau mau silakan di DKI Jakarta. Nah berawal dari itu kemudian Demokrat kubu Moeldoko ini ingin mencibir balik sebenarnya AHY dengan kesiapannya mendukung AHY maju di Jakarta," ungkap Adi.