SUMENEPTIMES - Puluhan kiai pimpinan pondok pesantren yang bersatu dalam Forum Sumenep Hijau kembali menggelar deklarasi penolakan rencana tambang fosfat di Kabupaten Sumenep.
Deklarasi tolak tambang fosfat ini digelar di Pondok Pesantren Assadad Ambunten yang dihadiri oleh sekitar 59 kiai. Hadir juga pimpinan DPRD Sumenep, Bappeda, sejumlah Fraksi DPRD, dan beberapa pimpinan partai politik.
Baca Juga : Gaya Vintage Lagi Trend, Graha Bangunan Hadirkan Keramik Motif Random Acak
Sebelum deklarasi ini mulai, diawali dengan istigasah dan doa bersama yang dipimpin oleh Pengasuh Pondok Pesantren Assadad Ambunten, KH. Thaifur Ali Wafa.
Dalam kesempatan itu, Kiai Moh. Nakib Hasan, juru bicara Forum Sumenep Hijau mengatakan dengan tegas menolak segala aktivitas penambangan di kawasan bentang alam batu karst di Kabupaten Sumenep.
Menurut Kiai Nakib, bila tambang fosfat dilakukan maka akan mengakibatkan hancurnya batu karst sebagai tandon air yang bisa menyebabkan kekeringan di musim kemarau.
"Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya, bahwa seluruh kiai di Sumenep dengan tegas menolak rencana tambang fosfat," kata dia, saat dikonfirmasi media, Kamis (1/4/2021).
Pihaknya menilai jika tambang fosfat lebih banyak memiliki dampak buruk terhadap lingkungan seperti terjadinya banjir, penyusutan lahan pertanian, rusaknya habitat flora dan fauna, serta dampak sosial ekologis lainnya.
"Mudaratnya lebih besar daripada maslahatnya, makanya kami dengan tegas menolak," ujarnya dengan nada tegas.
Tidak hanya itu, Kiai Nakib juga menjabarkan dampak buruk bagi masyarakat yang belum siap dan tidak memiliki kemampuan untuk memulihkan kerusakan yang akan timbul akibat penambangan.
Baca Juga : Analisa Deddy Corbuzier: Teroris Masuk ke Markas Polisi Kok Bawa Pistol Mainan
Akan hal itu, ia mengaku akan segera membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai jaminan ketegasan pemerintah untuk menolak rencana tambang fosfat.
"Pemerintah diharapkan lebih mengutamakan masa depan Sumenep daripada hanya kepentingan sesaat yang bisa menimbulkan terjadinya kerusakan pada lingkungan," ucapnya menambahkan.
Kiai kharismatik itu juga mengajak masyarakat Sumenep untuk bersama-sama mewariskan kelestarian alam kepada anak cucu di masa kini dan yang akan datang.
"Kita harus berfikir bagaimana nasib anak cucu kita nanti, jangan sampai anak cucu kita sengsara karena kita sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan. Maka dari itu, kami mengajak seluruh warga Sumenep mengadakan istigasah di masjid, musala, atau kegiatan lailatul ijtima' agar Sumenep jauh dari aktivitas perusakan dan malapetaka," lugasnya.