INDONESIATIMES- Presenter Deddy Corbuzier ikut menyoroti peristiwa penyerangan terduga teroris bernama Zakiah Aini di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021). Seperti biasa, Deddy mencoba menganalisa peristiwa itu melalui video yang diunggahnya di channel YouTube Deddy Corbuzier.
Dalam video berjudul "TERORIS GOBLOK INDONESIA‼️" itu, ia menilai jika kejadian tersebut sama dengan seperti bom di Makassar. “Saya tadi syuting jam 5 dapat sebuah video ada orang yang terduga wanita masuk ke dalam Mabes mengacungkan senjata, ada tembak-tembakan sampai ke satu sudut tertentu lalu dia rubuh jatuh, sepertinya tertembak. Intinya ada yang meninggal, ini kan aksi terorisme,” ungkap Deddy.
Baca Juga : Pemerintah Tolak KLB Demokrat, Pengamat Politik Sarankan Moeldoko Tinggalkan Jabatan KSP
Ia lantas membeberkan opini publik yang menyebut terorisme tak memiliki agama. Kendati demikian, baginya pelaku terorisme itu tentu memiliki agama.
Bahkan, ia mencontohkan saat pelaku percaya kepada 72 bidadari yang menunggu dia di atas surga. “It’s so stupid. Ketika melakukan itu, ya itu artinya dia percaya terhadap sebuah agama, dia ada agamanya. Tapi memang betul kalau di luar negeri, agamanya beda. Tapi kita enggak bicara tentang hal itu,” timpalnya.
Seperti diketahui, Deddy sendiri merupakan mualaf. Di mana saat itu ia kerap dicap kafir oleh beberapa kalangan.
Hujatan itu, disebut Deddy secara tak langsung membuat orang membenci orang dengan agama berbeda. “Sedangkan agama Islam tidak mengajarkan itu, kalau benar (menjalaninya). Contoh cinta kasih dan akhlak, jadi sudah tidak masuk akal, orang-orang yang mengkafir-kafirkan itu cuma ngadu domba, bikin perpecahahan,” lanjutnya.
Ia lantas mengaku tak memahami ajaran agama seperti apa yang membuat orang diminta untuk membenci sesama. Orang-orang pembenci itulah yang diyakini Deddy berguru pada orang yang salah, termasuk si penyerang Mabes Polri.
“Nah kejadian tadi ini kan begini menariknya, ini kita menggunakan kata radikal, ada orang bawa senjata masuk ke Mabes Polri entah bagaimana caranya dia bisa masuk, harus diteliti. Nembak, lalu ditembak sama polisi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ayah 1 anak itu menyoroti beberapa hal terkait peristiwa tersebut, yakni soal senjata yang foto dan videonya beredar luas di media sosial. Di mana terlihat itu merupakan airsoft gun yang jelas tidak mematikan.
“Tapi ini yang menarik, ini juga belum pasti. Foto yang terakhir keluar, orang ini jatuh meninggal karena ditembak lalu pistolnya ada di bawah, " cetus Deddy.
Lantas Deddy mengatakan jika pistol itu dizoom terdapat CO, gas, dan butir-butir peluru metal.
"Jadi kalau ini benar artinya senjata yang dipakai sama satu kunyuk itu senjata CO gun yang dikenal dengan kata airsoft gun,” kelakarnya.
Baca Juga : Easy Listening, Kos Atos Suguhkan Single Anyar untuk Penggemar Keroncong
Airsoft gun sendiri terdapat 2 macam, ada yang gasnya disemprotnya ke dalam pistol. Ada pula airsoft gun yang gasnya berbentuk tabung, yang feed per secondnya lebih cepat dari airsoft gun biasa.
“Itu buat nembak orang enggak mati. Kecuali kena mata saya engak tahu. Kalau saya ditembak pakai baju (menunjuk pakaian yang dikenakannya) enggak sakitlah, paling sakit berdarah, karena saya pernah ditembak sama yang beginian, dan ya udah tidak mati,” tuturnya.
Oleh karena itu, muncul pertanyaan besar di benak Deddy yakni apakah pelaku tahu bahwa pistol yang dibawanya adalah airsoft gun atau tidak.
“Kalau dia tidak tahu berarti ini orang goblok, bukan orang yang ngerti tentang nembak orang, bukan orang yang mengerti teror benaran, berarti orang ini ditipu sama seseorang yang bisa mencuci otak dia untuk goblok banget. Yang senjata bukan senjata beneran masuk ke kantor polisi nembakin polisi pakai sejata mainan, lu pikir lu siapa? Rambo?,” bebernya.
Dengan ini, Deddy lantas menilai jika ada orang yang membohongi pelaku. Di sisi lain, jika memang pelaku mengetahui senjata yang dibawa adalah pistol mainan itu lebih tidak masuk di akal.
“Kalau dia tahu itu pistol mainan, dia tahu dia bakal mati, dia tahu bakal tidak membunuh siapapun, orang macam apa yang mau masuk ke kantor polisi tahu dia akan mati, dan tahu pistolnya tidak melukai siapapun. Ini enggak masuk di otak gua, bro. Ini enggak ada di analogika berpikir gue bro,” sebutnya.
“Ini goblok banget. Ini goblok banget, ini buat ketakutan di masyarakat. Kalau ini bisa terjadi di kantor polisi, berarti bisa terjadi di mal, jalanan,” pungkasnya.