MALANGTIMES - Prof Dr H Roibin M HI Kepala Program Doktor Hukum Keluarga Islam (HKI), turut mendaftar sebagai Bakal Calon Rektor (bacarek) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang. Dalam kontestasi pemilihan rektor periode 2021-2025, ia berharap nantinya yang akan terpilih adalah seorang Rektor yang jujur.
Jujur dalam hal ini adalah dalam berbagai hal, termasuk juga kaitan dalam hal akademik. Dijelaskannya, jika memang terkait kasus plagiasi yang merebak, memang merupakan sebuah persoalan serius mengenai etika akademik.
Baca Juga : Langganan Juara, Dini Novita Sari Optimistis Jadi Duta Informasi Kabupaten Malang
"Plagiasi sangat bertentangan dengan etika akademik. Kalau itu tidak sengaja, berarti kealpaan, tapi kalau itu (aksi plagiasi) sengaja, maka itu sebuah kenakalan," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, antara kealpaan dan kesengajaan adalah hal yang jelas berbeda. Sebagai seorang akademisi memang tentunya memiliki kearifan tentunya harus mampu menjaga marwahnya.
"Namun persoalannya, bagaimana kalau dia mencalonkan (sebagai seroang pemimpin), ya tentunya nggak apa-apa. Tapi tentunya masyarakat yang akan menilai," bebernya.
Mengenai dirinya yang maju menjadi bakal calon rektor, adalah sebuah bentuk kepedulian dalam mengembangkan kampus. Harapan yang paling substantif adalah mengembalikan ruh jihad dan perjuangan pengembangan kampus yang berbasis Islam dan sudah lama dirintis oleh pendahulu agar tak sampai goyah dan tereduksi.
"Inilah yang harus kita kembangkan dan kita bangun terus. Sebab, membangun kampus di perguruan tinggi berbasis Islam ini, spiritnya dan semangatnya berbeda dengan membangun sebuah kampus umum," jelasnya.
Perguruan tinggi Islam tentunya lebih memiliki ikatan emosional terkait keislaman, sebagai Warasatul Ambia atau penerus para nabi dan ulama yang memiliki jiwa dan spirit perjuangan yang luar biasa.
Baca Juga : Video Detik-Detik Baku Tembak Terduga Teroris Wanita dengan Aparat di Mabes Polri
"Masuk dalam link struktur maupun tidak, tentunya semua ingin dan memiliki cita-cita untuk mengembangkan kampus ini. Tapi kalau tidak masuk di struktural, maka kurang efektif, sehingga sebaliknya. Tapi apa harus jadi Rektor?. Kalau memang Allah berkehendak, masa saya mohon izinkan. Tapi kalau masuk struktur justru tak baik, maka bisa lewat jalan lain," bebernya.
Namun, setidaknya dengan mencalonkan ini, merupakan penanda jika dirinya mempunyai semangat dan cita-cita untuk mengembangkan lembaga UIN Maliki Malang lebih baik lagi.
Pihaknya berharap, siapapun yang terpilih harus didukung dan bersama-sama melakukan kontribusi masing-masing dalam upaya mengembangkan kampus lebih baik lagi.
"Siapapun yang terpilih, tentu itu yang terbaik dan harus didukung. Dan siapa yang tak terpilih, harus menyadari dan tidak membuat oposan (golongan) baru, tapi harus masuk dalam lingkaran (kepemimpinan terpilih). Siapa yang jadi nggak boleh benci sama yang mencalonkan. Harus legowo jangan ada konflik," pungkasnya.