MALANGTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menegaskan, jika sampai dengan saat ini wilayah pemerintahannya tidak memerlukan pasokan beras impor. Salah satu pertimbangannya, lantaran stok pangan, khususnya di sektor beras di Kabupaten Malang sejauh ini masih tercukupi.
Bahkan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang Nasri Abdul Wahid menyebutkan, stok beras saat ini telah mengalami surplus.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 22 Maret 2021, Mama Rosa Marah Besar, Andin Tinggalkan Rumah?
”Sebenarnya kami tidak dalam posisi menjawab dan mengomentari perihal adanya wacana kebijakan impor, tetapi yang jelas kemampuan kami sejauh ini sudah surplus,” tegasnya kepada MalangTIMES.com.
Sekdar diketahui, seperti dalam pernyataan yang dimuat dalam pemberitaan sebelumnya, Nasri menyebut, jika sampai dengan saat ini stok beras di Kabupaten Malang telah mengalami surplus hingga kisaran 72 ribu ton.
Nilai surplus tersebut diperkirakan masih akan terus mengalami peningkatan. Sebab, Bupati Malang Sanusi mengaku telah mengembangkan sektor produksi padi, yang dalam sekali panen bisa meningkat menjadi 15 ton per hektar.
Berkat nilai surplus tersebut menjadikan Pemkab Malang saat ini menjadi salah satu wilayah pemasok sumber pangan dari Jawa Timur (Jatim).
Sejauh ini, selain memasok kebutuan pangan ke Jatim, beras produksi Kabupaten Malang juga dipasok ke luar Provinsi. Salah satunya ke Jakarta.
”Seperti (tempo, red) kemarin, untuk impor di Kabupaten Malang saya rasa sudah cukup. Kalau sudah cukup berarti bisa memakai produksi sendiri,” tegas Nasri.
Menurutnya, surplusnya beras di Kabupaten Malang ini membuat pasokan pangan akan terpenuhi hingga beberapa bulan kedepan. Bakhan, Nasri menjamin jika stok komoditi beras akan aman hingga lebaran Idul Fitri tahun 2021 ini.
”Itulah maknanya surplus, kalau rata-rata per orang makan (membutuhkan beras, red) 90 kilogram per tahun, Insya Allah tidak memerlukan beras dari luar (impor), karena kita masih ada cadangan,” ulasnya.
Baca Juga : Stok Melimpah dan Surplus hingga Mei, Jatim Tak Impor Beras
Ketimbang menerapkan kebijakan impor, Nasri berharap pemerintah lebih mengutamakan produk beras lokal yang saat ini diketahui telah mengalami surplus tersebut.
”Kalau neraca pangan sudah surplus, maka kami menginginkan agar produk lokal ini harus diutamakan, didahulukan untuk diserap,” imbuhnya.
Selain memastikan pasokan aman, Nasri juga menyebutkan jika harga beras di pasaran akan tetap stabil meski sebentar lagi memasuki bulan ramadan dan menjelang lebaran. Sebab, sampai saat ini harga beras premiun di pasaran Kabupaten Malang, hanya dibandrol dengan harga sekitar Rp 10.500.
”Kalau beras premium itu (harganya) antara Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu. Sedangkan kalau harga eceran tertinggi (HET) Rp 13 ribu, kita Rp 10.500 sudah dapatkan (beras) premium,” jelasnya.
Sekedar informasi, merujuk pada beberapa pemberitaan media masa, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, mengungkapkan, jika rencana impor beras sebanyak 1 juta ton tersebut disampaikan dari orang dua menteri sekaligus.
Dalam pernyataannya, pihaknya menyebutkan jika dua menteri yang disebutkan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.