MALANGTIMES - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Malang mendapatkan dukungan puluhan ulama. Mereka bergabung bersama kader Demokrat mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tetap menjadi ketua umum meski ada 'kudeta' yang lahir dari Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang.
Salah satu ulama yang memberikan dukungan adalah penggagas Hari Santri Nasional KH Thoriq Darwis. Dia mengatakan bahwa dukungan yang diberikan kepada AHY demi kebaikan Indonesia.
Baca Juga : Tinggal Sendiri, Warga Badas Ditemukan Meninggal Dunia dalam Keadaan Membusuk
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Kabupaten Malang, itu menyebut AHY adalah orang yang terdzolimi sehingga perlu adanya pertolongan. “Ulama yang ikut Partai Demokrat ini karena tergerak hatinya untuk membela orang yang terdzolimi. Dan kami sekarang sedang dipertontonkan dengan politik yang tidak beretika,” kata Thoriq, Minggu (21/3/2021) usai istighotsah bersama kader DPC Partai Demokrat Kabupaten Malang.
Seperti diketahui, muncul DPP Demokrat tandingan melalui KLB Deli Serdang. KLB ini memilih Kepala Kantor Staf Presiden ( KSP) sebagai ketua umum.
Thoriq juga mengatakan bahwa cara mengudeta yang dilakukan kubu lain itu nantinya akan menimbulkan perpecahan Indonesia. Yang ekstrem, dia menyebut cara politik seperti itu bisa saja sampai seperti yang terjadi di Myanmar.
“Saya takut (jika cara 'kudeta' Moeldoko berhasil, red), bisa saja presiden kita juga akan dikudeta rakyat. Ini kalau tidak dijaga etika berpolitik, etika bernegara, saya yakin negara kita akan hancur,” ungkapnya.
Baca Juga : Silaturahmi Dikemas Olahraga, Terobosan DPC PDIP Tulungagung Jaga Kesolidan
Thoriq menganggap Partai Demokrat adalah partai pertama yang mendukung dirinya menggagas Hari Santri Nasional. Sehingga dirinya ingin sejarah itu kembali muncul dari partai yang bisa mendorong dirinya.
“Demokrat adalah partai saya awal sebelum ke partai lain yang mau memperjuangkan Hari Santri Nasional dan alhamdulillah berhasil. Tapi sayangnya partai lain itu tidak pernah buka sejarah bagaimana awalnya dari mana Hari Santri itu. Dan ini awal untuk meluruskan sejarah itu,” beber dia.