free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

4 Alat Bantu "Nyethe" yang Terkenal di Tulungagung

Penulis : Muhamad Muhsin Sururi - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

21 - Mar - 2021, 02:00

Placeholder
Aktivitas "Nyethe". (Foto: Dok. Google)

TULUNGAGUNGTIMES - Masyarakat Kabupaten Tulungagung sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Nyethe. Bahkan Nyethe sempat ngetrend dan menjadikan Tulungagung disebut Kota Cethe oleh masyarakat luar kota. 

Kebiasaan masyarakat, saat minum kopi ampas kopi dibuang begitu saja, tapi di Tulungagung ampas tersebut digunakan untuk melukis sebatang rokok.

Baca Juga : Mengenal Interpreter, Penerjemah Dalam Konferensi Pers di Polres Tulungagung

Pengertian Nyethe sendiri adalah aktivitas melukis atau menggambar sebatang rokok menggunakan ampas kopi. Proses Nyethe bisa dibilang cukup sederhana, dengan menyeduh kopi kemudian dituangkan ke lepek (piring kecil alas cangkir), didiamkan selama beberapa menit agar ampas kopi mengendap, dan terakhir air kopi dituangkan kembali ke cangkir.

Agar hasilnya lebih maksimal, sisa ampas kopi yang ada di lepek, dikurangi kadar airnya dengan meletakkan kertas atau tisu di atasnya. Setelah ampas kopi kering, ditambahkan kental manis secukupnya, agar ketika dilukis di batang rokok, gambar bisa menempel dengan bagus dan maksimal.

Alat bantu Nyethe yang sering digunakan masyarakat Tulungagung juga bermacam-macam dan mempunyai fungsi masing-masing antara lain;

1. Tusuk gigi, digunakan untuk membuat detail gambar yang rumit, dengan ujung runcing mempermudah untuk membuat pola-pola kecil.

2. Cutter, umumnya mempunyai fungsi mirip dengan tusuk gigi, yaitu untuk membuat pola-pola kecil agar gambar tampak bagus.

3. Benang, sehelai benang digunakan untuk motif cethe blok tipis yang rapi.

4. Sendok, biasa digunakan untuk membuat motif blok tebal, juga biasa digunakan untuk membuat garis-garis lengkung.

Dikutip dari Republika.co.id, Nyethe adalah kegiatan mengoleskan ampas kopi ke batang rokok. Kebiasaan ini muncul sejak 1980-an di kalangan petani yang tinggal di Tulungagung.

Baca Juga : Kaisar Pengangkut Sampah Terbakar di Bangjo Barat IAIN Tulungagung

Para petani biasanya melakukan cethe (Nyethe) di sela waktu ngopinya usai menggarap sawah. Menurut sejarawan JJ Rizal, cethe merupakan salah satu bentuk budaya yang menggambarkan masyarakat Indonesia sebagai Homo Ludens yakni masyarakat yang gemar bermain.

Manusia tidak selalu harus bekerja tetapi perlu menyediakan waktu untuk bersantai atau bermain. "Justru dengan memanfaatkan waktu bersantai untuk berkreasi inilah lahir berbagai karya seni budaya yang tersebar di seluruh wilayah nusantara," kata JJ Rizal dalam sebuah diskusi, akhir pekan lalu.

Cethe juga dapat dikaitkan dengan sejarah batik yang panjang dan tradisi 'ngrawit'. Ngrawit adalah sebutan untuk motif batik yang penuh, sulit, dan rumit seperti helaian rambut. Di sinilah akhirnya sebuah produk budaya batik melahirkan produk budaya lain yakni cethe sebagai bentuk reka cipta.

Terinspirasi dari batik, lahirlah budaya Nyethe. Olesan itu membentuk motif-motif tertentu seperti batik, sulur, tulisan, sampai tribal. JJ Rizal menyebut cethe adalah perkawinan dua warisan budaya Indonesia yakni olahan cengkeh dalam bentuk rokok dan seni batik.

Siapa bilang ampas kopi harus dibuang sia-sia. Cethe membuktikan bahwa ampas kopi dapat disulap menjadi karya seni.


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Muhamad Muhsin Sururi

Editor

Sri Kurnia Mahiruni