free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Tingginya Angka Pernikahan Dini Di Bondowoso Picu Peningkatan Kematian Ibu dan Anak

Penulis : Abror Rosi - Editor : Moch. R. Abdul Fatah

18 - Mar - 2021, 01:18

Placeholder
Foto: Istimewa

BONDOWOSOTIMES - Angka pernikahan dini (perempuan di bawah 20 tahun), di Kabupaten Bondowoso ternyata masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bondowoso Sepanjang Tahun 2020 mencapai 37 persen. Paling tinggi di Kecamatan Wringin, disusul Maesan, Tlogosari, Grujugan dan seterusnya.

Kabid Dalduk (Pengendalian Penduduk) DPPKB Bondowoso, Dr Untung Kuzairi M.Kes mengatakan, ada hubungan antara pernikahan dini dengan angka kematian ibu dan bayi yang terjadi.

Baca Juga : HKG PKK ke-49, Bunda Fey Tegaskan Gerakan PKK Dikelola Dari, Oleh, dan Untuk Masyarakat

"Pernyataan tersebut dibenarkan oleh seorang ahli kandungan dan kebidanan, bahwa ada hubungan antara kesiapan organ reproduksi dengan usia ibu ketika hamil," kata Dr Untung, Rabu (17/3/2021).

Menurutnya, kematangan organ reproduksi saat usia sudah cukup dewasa menjadi lebih baik. "Serta bisa menjadi faktor penentu dari kesehatan dan keselamatan waktu melahirkan nantinya," imbuhnya.

Data dihimpun, angka kematian ibu melahirkan dan bayi di Bondowoso pada tahun 2020, yaitu angka kematian ibu sebanyak 19 ibu atau 177,4/100.000 kelahiran hidup, dan kematian bayi 168 kasus atau 15,6/1000 kelahiran hidup.

"Kematian ibu dan bayi ini menjadi perhatian kita bersama. Salah satunya dengan mencegah pernikahan dini dan pernikahan pada anak," kata Untung.

Pihaknya terus berupaya meningkatkan kesadaran bersama tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pembangunan keluarga masyarakat secara luas terutama pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

"Akhirnya, muara dari PUP ini diharapkan dapat meningkatkan IPM Kabupaten Bondowoso," jelasnya.

Sementara IPM Bondowoso pada tahun 2020 kemarin berkisar pada angka 66,43 atau tumbuh 0,51 persen dibandingkan tahun yang lalu yang ada dh angka IPM 66,09.

Baca Juga : Kantor DPC Demokrat Kota Bandung Jadi Sasaran Vandalisme, Pelaku Diburu

"Namun jika dibanding dengan IPM nasional, Kabupaten Bondowoso masih di bawah rata-rata. IPM nasional yakni pada angka 71,94," imbuhnya.

Paling tidak kata dia, dengan adanya PUP ini diharapkan dapat meningkatkan harapan hidup masyarakat Bondowoso, dengan mencegah kematian ibu dan bayi.

Kedua, dapat meningkatkan angka lama sekolah, karena waktu belajar lebih lama tidak terburu buru untuk menikah lebih dahulu.

"Dan yang ketiga, mencegah dan menekan angka KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) dan perceraian yang masih tinggi di kabupaten Bondowoso. Inilah pentingnya mencegah pernikahan dini," pungkasnya.


Topik

Kesehatan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Abror Rosi

Editor

Moch. R. Abdul Fatah