INDONESIATIMES - Laut Baltik merupakan laut yang memisahkan Eropa Timur dengan Jazirah Skandinavia di bagian utara Benua Eropa. Laut itu dianggap sebagai lengan dari Samudra Atlantik.
Sejumlah negara di kawasan Baltik itu sudah sejak lama dilanda bencana populasi. Bencana yang dimaksud adalah adanya krisis populasi pria.
Baca Juga : Beredar Kabar Tunai, Ternyata Bantuan Alper Desa Samar Diterimakan dalam Bentuk Barang
Faktor utama penyebabnya ialah perang dan iklim. Perang Dunia I dan II menyebabkan populasi pria di beberapa negara di tepi Laut Baltik menurun drastis. Kebanyakan prianya tewas akibat perang.
Selain itu, faktor iklim membuat populasi pria turun. Cuaca dingin berabad-abad lamanya membuat orang-orang yang menetap di wilayah bersalju dihinggapi the winter blues dan seasonal affactive disorder (SAD). Kelainan psikologi yang datang ketika musim dingin itu membuat orang menjadi melankolis dan mudah putus asa, depresi, hingga cenderung melakukan tindakan bunuh diri. Hal ini lantas diperparah oleh faktor sosial, seperti masalah pekerjaan dan penghasilan.
Selain itu, negara-negara Baltik memang terkenal sebagai pecandu minuman keras nomor wahid di dunia. Mereka gemar minum minuman keras karena faktor cuacanya yang sangat dingin.
Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadi kecelakaan di jalan dan tempat kerja di beberapa negara di kawasan itu. Jadi, dua faktor itu menyebabkan penurunan populasi pria yang sangat drastis di kawasan ini.
Tercatat ada 5 negara di kawasan tersebut yang sebagian wanitanya tak kebagian jodoh gara-gara defisitnya populasi pria. Dilansir melalui channel YouTube Catatan Masa, berikut 5 negara yang krisis pria:
1. Belarusia
Belarusia adalah salah satu negara pecahan Uni Soviet yang memiliki jumlah pria yang lebih sedikit dibandingkan wanita. Belarusia memiliki penduduk kurang lebih 9,4 juta jiwa. Dari jumlah itu, penduduk pria hanya 1,2 juta jiwa.
Selebihnya adalah penduduk wanita. Rasionya adalah 1 pria berbanding 9 wanita.
Belarusia merupakan salah 1 negara yang dianggap sebagai wilayah paling tidak aman di Eropa karena tingkat kriminalitasnya yang sangat tinggi.
2.Estonia
Estonia memiliki jumlah penduduk sekitar 1,3 juta jiwa. Perbandingan jumlah pria dan wanita sangat berbeda jauh.
Menurut data kependudukan, jumlah lelaki di sana sekitar 200 ribu jiwa. Selebihnya yang 1,1 juta jiwa adalah wanita. Rasio gendernya adalah 1 pria berbanding 5 wanita.
3. Lithuania
Baca Juga : Dianggap Ketinggalan Zaman, Komisi A Ajukan Revisi Perda Reklame, Bilboard dan Baliho
Lithuania merupakan negara yang juga pecahan Uni Soviet. Negara ini memiliki jumlah penduduk sebesar 2,79 juta jiwa.
Dari jumlah itu, penduduk pria di negara tersebut hanya 400 ribuan jiwa. Selebihnya adalah penduduk wanita. Kesenjangan gender di Lithuania mulai dari usia 30 sampai 40 tahun. Rasionya adalah 1 pria berbanding 4 wanita.
4. Rusia
Negara induk Uni Soviet ini merupakan negara terluas di dunia. Wilayahnya mencakup 1/8 luas daratan Bumi.
Rusia kini sedang mengalami krisis penduduk, khususnya pria. Kesenjangannya sangat jauh. Dari total penduduk 140 juta, rasionya adalah 1 pria berbanding 4 wanita.
5. Latvia
Latvia merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet yang mengalami penurunan populasi pria setelah Perang Dunia II. Pada tahun 2015 hanya ada 84 pria Latvia untuk 100 wanitanya. Saat itu populasi perempuan mencapai 54,10% dari total penduduk. Padahal Latvia dikenal sebagai sarangnya wanita cantik di Eropa.